Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika 20.000 Lesbian Kumpul di "Padang Gurun", Dunia Tanpa Laki-laki

Kompas.com - 11/04/2016, 18:06 WIB
Pascal S Bin Saju

Penulis

SACRAMENTO, KOMPAS.com — Dua puluh ribu wanita penyuka sesama jenis atau lesbian berkumpul selama lima hari di kota padang pasir Palm Springs, California, AS.

Di dunia nyata alternatif tanpa laki-laki itu, para lesbian merayakan kegembiraan dengan menari, menyanyi, dan berpesta pora di tepi kolam renang.

Arwa Mahdawi dari Cumming & Partners, agen iklan di New York yang juga mitra The Guardian, mengikuti acara kumpul-kumpul komunitas tersebut. Ia pun menuliskan pandangan matanya untuk media Inggris itu.

Setiap akhir Maret, ribuan lesbian dari seluruh dunia terbang ke Palm Springs dan merayakan kegembiraan mereka. Kali ini ada 20.000 lesbian berkumpul untuk sebuah festival para perempuan dalam jumlah besar yang disebut Festival Dinah.

"Ini untuk kedua kalinya saya hadir di Dinah, yang juga dikenal sebagai festival gadis paling besar di dunia. Saya tinggal di Hotel Hilton di Palm Springs, yang menjadi tuan rumah festival terkenal di tepi kolam renang," kata Mahdawi.

"Hadir di festival tersebut merupakan pengalaman yang surealis, selama beberapa hari, dunia ini seperti terbalik, minoritas tiba-tiba menjadi mayoritas. Di mana-mana Anda bisa melihat lesbian tersenyum, minum, menari, dan berciuman," tulisnya.

Hanya ada sedikit pria di sana, yakni staf hotel yang mengurus kelancaran acara dan yang ditarik-tarik teman perempuan lesbian mereka. "Perempuan yang hadir di sana umumnya orang-orang aneh," kata Mahdawi lagi.

Pesta ini dinamai turnamen golf Dinah Shore yang dimulai pada tahun 1972 oleh penghibur "eponymous". Di sana tidak ada DJ (disk jockey), komedian, atau bintang YouTube.

Mereka ada di sana untuk para gadis itu.

Debbie, seorang veteran Dinah yang telah menghadiri setiap acara sejak tahun 1991, mengatakan, kebanyakan gadis itu mabuk-mabukan dan tidak begitu peduli kepada yang lain, kecuali pasangan mereka.

Perasaan permisif yang tinggi sangat tampak pada perhelatan itu.

"Saya tidak bisa berbohong, bagus berada di ruang yang didominasi wanita selama beberapa hari. Ada perasaan persahabatan yang nyaman, merasa tiba-tiba menjadi warga kelas satu," kata Mahdawi lagi.

Namun, tampak ada keanehan dari para perempuan itu. Mereka yang "paling lesbian" kelihatan benar-benar seperti laki-laki (kita membutuhkan mereka agar kita tidak terlalu terganggu).

Dinah bukan sebuah "separatisme" atau pemisahan, tetapi tentang perayaan dengan pakaian sangat minim, bahkan hanya menggunakan celana dalam dan kutang

Beberapa memilih untuk memasang stiker atau pita di bagian yang paling menonjol di dadanya. Di kolam renang tampak bulu mata palsu mengambang di air. Berbagai "cairan aneh" terlihat juga mengambang di air kolam. Mahdawi langsung berpikir tentang penyakit menular.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com