Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Migran Gelombang II dari Yunani dalam Perjalanan ke Turki

Kompas.com - 08/04/2016, 13:59 WIB
Pascal S Bin Saju

Penulis

ATHENA, KOMPAS.com — Pengiriman gelombang kedua migran dari Yunani ke Turki bakal berlangsung pada Jumat (8/4/2016), sebagai bagian dari kesepakatan antara Uni Eropa dan Turki untuk mengurangi arus migran ke Eropa.

Gelombang pertama yang sebagian besar merupakan migran asal Pakistan tiba di Turki pada Senin (4/4/2016) lalu. Namun, sejak itu, proses pengiriman terhenti karena migran yang mengisi permohonan suaka di Yunani mendadak meningkat drastis.

Jumat ini, dua perahu yang memuat ratusan migran diperkirakan akan tiba di Turki dari Yunani.

Melalui perjanjian antara Uni Eropa (UE) dan Turki, semua migran Suriah yang telah mencapai daratan Yunani harus dikirim ke Turki. Itu bisa terjadi jika mereka tidak mengajukan permohonan suaka atau permohonan mereka ditolak.

Untuk setiap migran Suriah yang dikirim ke Turki, satu migran Suriah yang telah berada di Turki akan ditempatkan di UE.

Migran non-Suriah yang dikirim ke Turki akan dikirim ke pusat deportasi. Adapun migran Suriah akan dibawa ke kamp pengungsian untuk menggantikan pengungsi Suriah yang dikirim ke UE.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, negaranya hanya akan menerapkan kesepakatan itu jika UE memenuhi janjinya.

Janji-janji itu adalah mempercepat dana bantuan sebesar 3 miliar euro (sekitar Rp 44,2 triliun) ke Turki untuk menolong para migran dan membicarakan lagi keinginan Turki bergabung dengan UE.

Janji yang ketiga adalah memberikan visa Schengen yang berlaku di semua negara anggota UE mulai Juni mendatang kepada warga Turki.

"Ada persyaratan spesifik. Jika UE tidak mengambil langkah-langkah yang diperlukan, Turki tidak akan menerapkan kesepakatan," kata Erdogan.

Kesepakatan antara UE dan Turki mendapat sorotan dari berbagai pihak, termasuk lembaga Amnesty International.

Wakil Direktur Amnesty International untuk wilayah Eropa, Gauri van Gulik, mengatakan, para migran yang ditahan di Pulau Lesbos dan Chios, Yunani, tidak memiliki akses bantuan hukum. Mereka tidak mempunyai informasi mengenai statusnya.

"Ketakutan dan keputusasaan jelas terlihat. Ini menunjukkan bahwa selain Turki tidak aman untuk para pengungsi saat ini, ada kecacatan serius di pihak Yunani dalam kesepakatan antara UE dan Turki," kata Van Gulik.

Berdasarkan data Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), satu juta migran dan pencari suaka memasuki wilayah UE dengan menggunakan perahu dari Turki ke Yunani sejak Januari 2015.

Pada tahun ini saja, sebanyak 143.000 orang telah tiba di Eropa, dan sekitar 460 orang di antara mereka meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com