Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden FIFA Gianni Infantino Terseret Skandal "Panama Papers"

Kompas.com - 06/04/2016, 14:45 WIB
Pascal S Bin Saju

Penulis

Sumber Ibtimes

PANAMA CITY, KOMPAS.com — Nama Presiden FIFA yang baru, Gianni Infantino, juga disebut-sebut tersangkut dalam skandal keuangan menurut bocoran dokumen "Panama Papers". Namun, dia menyatakan kecewa namanya diseret ke dalam pusaran skandal itu.

Panama Papers merupakan kumpulan dari 11,5 juta dokumen internal milik Mossack Fonseca, firma hukum offshore terbesar keempat di dunia. Ukuran file-nya mencapai sekitar 2,6 terabyte dan merupakan dokumen daring terbesar dalam sejarah jurnalisme modern.

Kumpulan bocoran dokumen ini diperoleh dari sebuah sumber anonim oleh surat kabar Jerman, Süddeutsche Zeitung, dan disebarkan oleh Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ).

Setidaknya, ada 12 pemimpin negara, 143 politisi, sejumlah artis, konglomerat, dan tokoh kriminal, dan pengusaha "hitam" dan puluhan kroni mereka terlibat di dalam skandal itu.  

Salah satu nama yang disebut tersangkut adalah Presiden FIFA Gianni Infantino, terutama terkait hak siar di televisi untuk kompetisi klub-klub Eropa, terutama soal penjualan hak siar ke perusahaan Amerika Latin.

Infantino telah mengeluarkan pernyataan kecewa bahwa integritasnya sedang diuji.

Isu itu juga mencemaskan semua orang di dalam jajaran elite FIFA.  Sebab, saat ini FIFA baru mulai bangkit lagi setelah bertahun-tahun integritas organisasi sangat diragukan oleh masyarakat dunia.

Tuduhan itu mengungkit Infantino ketika menjabat Direktur Hukum UEFA. Saat itu, ia terlibat negosiasi dengan dua pengusaha, Hugo Jinkis, dan anaknya, Mariano Jinkis.

Keduanya telah dikenai tahanan rumah oleh otoritas keamanan Argentina. Mereka kemungkinan akan diekstradisi ke Amerika Serikat atas tuduhan korupsi.

Ketika sebagai direktur di UEFA, ia menangani penjualan hak siar Liga Champions, Piala FA, dan Piala Super Eropa pada perusahaan Cross Trading (CT), Argentina, antara tahun 2003 hingga 2006, kemudian dialihkan ke anak perusahaan CT, yakni Full Pay, milik Hugo Jinkis.

Belakangan dijual lagi ke perusahaan lain, yakni Teleamazonas. Nilai penjualan empat kali lebih tinggi dari yang pertama.

Seorang anggota penting dari komite etika FIFA yang berkuasa menjadi pengacara bagi individu dan perusahaan-perusahaan yang baru-baru ini dituduh terlibat penyuapan dan korupsi. Seharusnya, petinggi FIFA itu menjadi ujung tombak reformasi di dunia sepak bola.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Ibtimes
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com