Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Benci AS, Korea Utara Terima Bantuan dari LSM Asal Washington

Kompas.com - 31/03/2016, 15:03 WIB

PYONGYANG, KOMPAS.com — Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berulang kali mengancam akan menyerang daratan Amerika Serikat. Salah satu ancaman terbarunya adalah membakar Manhattan hingga menjadi abu.

Meski demikian, Korea Utara ternyata tetap menerima bantuan dari sebuah LSM asal Amerika Serikat untuk mengatasi krisis penyakit TBC yang melanda negeri itu.

Yayasan Eugene Ball, yang fokus dalam memerangi penyakit TBC yang kebal terhadap obat (MDR-TB), telah mengirimkan paket bantuan pertamanya ke Korea Utara belum lama ini.

Meski Kim Jong Un dikenal sangat membenci Amerika Serikat, LSM yang berbasis di Washington DC itu mengaku tak mengalami kesulitan mengirimkan bantuan ke Korea Utara.

"Meski ketegangan masih melanda Semenanjung Korea tahun ini, kami sangat senang karena pengiriman obat dan bantuan untuk program bantuan pengobatan sudah sampai di Korea Utara," demikian pernyataan resmi Yayasan Eugene Ball.

"Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu kelancaran pengiriman bantuan ini," masih isi pernyataan itu.

Meski di sebagian besar negara maju penyakit TBC sudah diberantas, tetapi di Korea Utara penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan utama yang diderita sebagian warganya.

Sekitar lima persen penduduk Korea Utara telah terinfeksi penyakit ini, seiring dengan menurunnya kondisi kecukupan gizi warga negeri itu dan buruknya layanan kesehatan di Korea Utara.

Kesimpulan itu terdapat dalam laporan Amnesti Internasional pada 2010.

Sejumlah pejabat Korea Utara menyebut negeri itu sudah darurat TBC yang mengakibatkan kematian sedikitnya 5.000 orang tahun lalu.

Pengobatan penyakit yang disebut "Super TB" ini hanya bisa dilakukan di 12 pusat layanan kesehatan yang dikelola Yayasan Eugene Bell di Korea Utara.

Sayangnya, persediaan obat di ke-12 pusat layanan kesehatan itu hanya cukup hingga akhir April mendatang.

Dr Stephen Linton, pendiri Yayasan Eugene Bell, mengatakan, pihaknya merasa memiliki kewajiban untuk membantu setelah Korea Selatan menghentikan bantuan kemanusiaan ke Korea Utara pada Januari.

"Jika kami tak berbuat sesuatu dengan cepat maka para pasien kami tak akan mendapatkan pengobatan yang seharusnya dan akan meninggal," ujar Linton.

Linton menyambung, hidup dari sedikitnya 1.500 pasien dalam bahaya setelah Seoul menghentikan bantuan sosial ke Korea Utara setelah sanksi baru dijatuhkan untuk negeri itu terkait uji coba nuklirnya.

Pihak yayasan, ujar Linton, sudah melakukan kampanye "senyap" untuk meyakinkan Korea Selatan agar mengirimkan tiga kontainer berisi obat TBC yang tak jadi dikirimkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Telegraph
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com