Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netanyahu Serukan Pembentukan Hubungan Diplomatik Israel-Indonesia

Kompas.com - 29/03/2016, 12:18 WIB

JERUSALEM, KOMPAS.com — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyerukan pembentukan hubungan diplomatik antara Israel dan Indonesia.

Seruan itu disampaikan Netanyahu ketika menerima kunjungan delegasi wartawan Indonesia, Senin (28/3/2016), di kantornya di Jerusalem. Sudah tidak ada alasan lagi untuk menghalangi pembentukan hubungan.

"Sudah waktunya untuk menjalin hubungan resmi antara Indonesia dan Israel. Kita memiliki banyak peluang kerja sama bilateral, khususnya di bidang teknologi air dan teknologi canggih," katanya kepada delegasi wartawan Indonesia, seperti dilaporkan Times of Israel, Selasa (29/3/2016).

Netanyahu mengatakan, hubungan antara Jerusalem dan Jakarta akan menjadi persekutuan yang didorong oleh kepentingan bersama, yaitu menangkal ancaman terorisme dan faktor ekonomi.

Seruan Netanyahu agar Israel dan Indonesia menjalin hubungan diplomatik diutarakan genap 10 hari setelah Wakil Menlu Israel, Tzipi Hotovely, membeberkan kesepakatan rahasia antara Israel dan Indonesia.

Hotovely mengaku Israel mengirimkan pejabat senior ke Jakarta untuk membicarakan rencana kunjungan Menlu RI Retno Marsudi ke Ramallah, Tepi Barat, untuk melantik Konsul Kehormatan RI.

Dalam pembicaraan itu, seperti diklaim Hotovely, Israel dan Indonesia bersepakat bahwa Retno Marsudi harus terlebih dulu melawat ke Israel sebelum bertandang ke Ramallah.

Kenyataannya, Retno tidak memenuhi kesepakatan ini dan memilih langsung ke Ramallah, tanpa ke Israel. Konsekuensinya, kata Hotovely, aparat Israel tidak memberikan izin kepada Retno untuk mencapai Ramallah.

Pengakuan Hotovely tersebut dibantah Kementerian Luar Negeri RI melalui juru bicaranya, Arrmanatha Nasir, yang akrab disapa Tata.

"Tidak pernah ada pembahasan, apalagi kesepakatan dengan Menlu RI mengenai kunjungan ke Jerusalem," kata Tata, Jumat (18/3/2016).

Arrmanatha menegaskan bahwa pengaturan rencana kunjungan Retno ke Ramallah dilakukan melalui jalur diplomatik resmi sejak akhir Desember 2015 oleh dubes RI Palestina di KBRI Amman, Jordania, dengan pihak Palestina dan Jordania.

Disebutkan bahwa Menlu Retno akan menggunakan helikopter dari Amman ke Ramallah. "Tidak lewat check point (titik pemeriksaan) daratan Israel," kata Tata.

Hubungan bilateral

Indonesia dan Israel tidak pernah menjalin hubungan diplomatik. Meski demikian, kedua negara mempunyai relasi dagang.

Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia aktif mengekspor ke Israel dan mengimpor barang-barang dari Israel sejak 2000.

Selama 2015, Indonesia tercatat mengekspor berbagai produk ke Israel senilai 116,7 juta dollar AS. Nilai tersebut menurun dari setahun sebelumnya. Pada 2014, Indonesia mengekspor ke Israel senilai 127,2 juta dollar AS.

Dari sisi impor, Indonesia terlihat aktif. Pada 2015, Indonesia mengimpor barang-barang dari Israel sebesar 77,7 juta dollar AS. Nilai tersebut meningkat dari Rp 13,01 juta pada 2014.

Sedangkan dalam pidato penutupan Konferensi Tingkat Tinggi KTT Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), 7 Maret lalu, Presiden Joko Widodo menyerukan boikot terhadap produk Israel yang dihasilkan di wilayah pendudukan.

Joko Widodo menambahkan perlunya peningkatan tekanan kepada DK PBB untuk memberikan perlindungan internasional bagi Palestina. "Dan penetapan batas waktu pengakhiran pendudukan Israel," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com