Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Museum Pele di Tengah Medan Perang Ukraina

Kompas.com - 18/03/2016, 11:13 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

LUGANKS, KOMPAS.com — Di jantung wilayah timur Ukraina yang dikoyak perang dan sehari-hari diguncang baku tembak, berdirilah museum pertama di dunia yang didedikasikan untuk legenda sepak bola, Pele.

Meski perang sudah lebih dari dua tahun melanda kawasan ini, ajaibnya museum Pele ini nyaris tak tersentuh kekerasan perang.

Dinding bangunan ini dicat dengan  warna kuning khas Brasil dan dihiasi dengan patung perunggu Pele serta diramaikan sebuah bola raksasa di depannya.

Siapa pendiri museum unik di kota Luganks ini? Ternyata, dia adalah Nikolai Khudobin, seorang pria sederhana berusia 55 tahun.

"Keluarga, sepak bola, dan Pele. Itulah hidup saya," ujar Nikolai yang mengikuti jejak idolanya dengan tidak merokok atau minum minuman keras.

"Saya bahkan tidak minum bir karena Pele mencontohkan gaya hidup sehat. Itulah yang memberi saya inspirasi," tambah Khudobin.

Organisasi sepak bola dunia FIFA mengakui kreasi Khudobin dan menyebutnya sebagai museum pertama di dunia yang didedikasikan untuk pesepak bola yang dianggap sebagai yang terbaik di abad ke-90.

Museum ini dibuka saat Ukraina menjadi tuan rumah Piala Eropa 2012 bersama Polandia. Namun, selama dua tahun terakhir, museum ini ditutup karena konflik bersenjata.

Kota Santos, Brasil, tempat Pele memulai karier sepak bolanya di usia 15 tahun, bahkan baru memiliki museum sejenis pada 2014.

"Saat museum saya diresmikan, Duta Besar Brasil memeluk saya dan mulai menangis. Dia tak percaya, di Luganks yang jauh, Pele sangat dicintai," kenang Khudobin.

Hal yang paling luar biasa adalah museum ini berhasil melewati salah satu konflik bersenjata paling brutal di Eropa sejak Perang Balkan pada 1990-an yang telah menewaskan 9.200 orang.

Luganks adalah pusat dari dua kawasan industri yang direbut kelompok separatis pro-Rusia dan kini dipertahankan dengan sejumlah tank dan peluncur roket.

"Museum belum dibuka lagi sejak perang pecah. Peluru kerap beterbangan dan meledak di sekitar tempat ini. Saya sangat takut sesuatu akan menghantam museum ini," lanjut Khudobin.

"Namun, saya yakin Pele adalah dewa sepak bola dan tempat ini suci, sebuah perlindungan sepak bola," kata Khudobin.

Memang, sejauh ini tak satu pun peluru pernah menerpa museum untuk sang megabintang Pele yang kini sudah berusia 75 tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com