Korut memiliki cadangan besar rudal jarak pendek. Namun kini sedang mengembangkan rudal jarak jauh dan rudal antarbenua.
Laporan tentang penembakan rudal terbaru itu terjadi di tengah situasi yang terus memanas dan ketegangan tinggi di Semenanjung Korea. Situasi itu muncul setelah Korut melakukan uji coba nuklir keempat pada Januari lalu dan meluncurkan roket jarak jauh pada Februari.
Tindakan Korut itu telah menuai kecaman Dewan Keamanan PBB, yang kemudian diikuti dengan pemberlakukan sanksi baru yang lebih tegas dari badan dunia itu. Washington pun menerapkan sanksi ekonomi bilateral terhadap Pyonghyang, yang kini justru ditanggapi lagi dengan penembakan rudal balistik jarak pendek dari Wonsan.
Korut menembakkan enam roket ke laut pekan lalu dengan menggunakan sistem peluncur multi roket (MLRS) dari Wonsan. Peluncuran itu disaksikan oleh pemimpin muda Korut, Kim Jong Un, yang memerintahkan militernya untuk siap selalu melakukan serangan pre-emptive terhadap musuh.
Jong Un, Rabu, mengatakan, negaranya telah memiliki miniatur hulu ledak nuklir yang dapat dipasang pada rudal balistik. Ia memerintahkan peningkatan dan perbaikan kekuatan dalam sebuah komentar langsung pertamanya mengenai miniaturisasi hulu ledak nuklir itu.
Peningkatan aktivitas persenjataan Korut itu juga terjadi sebagai protesnya atas berbagai pelatikan militer bersama antara AS dan Korsel, AS dan Jepang. Pyongyang melihat, latihan bersama militer itu mengancam negaranya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.