Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rudal Iran Dirancang untuk Menyerang "Rezim Zionis"

Kompas.com - 10/03/2016, 09:35 WIB
TEHERAN, KOMPAS.com –Rudal balistik jarak menengah Iran dirancang untuk bisa menyerang Israel. Tampaknya, itu alasan Iran kembali melakukan uji coba menembakkan dua rudal balistik jarak jauh Rabu (9/3/2016) dengan mengangkangi sanksi dan peringatan terbaru dari Amerika Serikat.

"Alasan kami merancang rudal-rudal dengan jangkauan 2.000 kilometer itu adalah untuk dapat menghantam musuh kami rezim Zionis (Israel) dari jarak yang aman," kata salah satu Komandan Garda Revolusi Iran (IRGC), Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh seperti dikutip kantor berita ISNA.

Klaim Hajizadeh itu terjadi setelah Iran menggelar penembakan uji coba rudal-rudal balistiknya di beberapa wilayah Iran. Uji coba dilakukan Divisi Dirgantara IRGC dengan sandi operasi Eqtedar-e-Velayat. Hingga kini sulit memverfikasi kebenaran secara independen soal kemampuan rudal Iran.

Dalam sebuah kesempatan sebelumnya, Iran juga telah mengancam akan menembakkan  sedikitnya 80 ribu rudal ke Israel. Hal itu karena pernyataan Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya'alon dikutip keliru oleh sejumlah media, Mei tahun lalu.  Kantor berita Fars, Iran,  mengklaim Ya'alon mengancam mau membunuh warga sipil Lebanon dengan roket.

Iran telah mengulangi lagi kegiatannya menembakkan rudal balistik jarak jauh, Rabu setelah hal serupa dilakukan hari sebelumnya. Setidaknya mereka menembakkan dua rudal dari Qadr, Iran utara.

Titik tersebut berjarak sekitar 1.000 km dari Tel Aviv dan Jerusalem. Uji coba itu juga sebagai bentuk perlawanan terhadap sanksi dan peringatan terbaru dari AS.

"Rudal-rudal ditembakkan saat ini adalah hasil dari sanksi. Sanksi membantu Iran mengembangkan program rudal nya,"  kata Brigadir Jenderal Hossein Salami, Wakil Komandan IRGC, seperti dikutip Fars.

Uji coba rudal balistik ini digelar beberapa setelah Iran dan negara-negara besar menandatangani kesepakatan nuklir bersejarah. Pekan ini, pasukan IRGC meluncurkan dua misil sebagai unjuk kekuatan di hadapan tekanan AS itu, menyusul uji coba yang dilakukan pada Selasa (8/3/2016).

Penembakan uji coba itu sebagai bagian latihan militer besar yang oleh IRGC dimaksudkan untuk "menunjukkan daya tangkal Iran dan kemampuan untuk menghadapi ancaman apapun".

Para pejabat Israel tidak segera menanggapi peluncuran Iran. Penembakan rudal Iran juga terjadi ketika Israel sedang menerima kunjungan AS Wakil Presiden Joe Biden untuk membicarakan isu-isu regional.  

Januari lalu, Washington memberlakukan sanksi terhadap perusahaan dan individu Iran karena mereka terkait dengan program rudal. Khususnya, terkait dengan tes rudal jarak menengah di Emad pada Oktober 2015.

Jenderal Amir Ali Hajizadeh, komandan departemen teknologi dirgantara IRGC, mengatakan, sanksi yang dijatuhkan AS tak berpengaruh terhadap program misil Iran. "Semakin besar sanksi yang dijatuhkan musuh-musuh kami, maka Garda akan bereaksi lebih kuat," ujar Hajizadeh kepada kantor berita Tasnim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com