Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Nigeria Tuding Operator Ponsel Ikut "Suburkan" Boko Haram

Kompas.com - 09/03/2016, 16:01 WIB

KOMPAS.com — Presiden Nigeria Muhammadu Buhari menuding, operator telepon seluler MTN "menyuburkan" pemberontakan Boko Haram di Nigeria.

Menurut Buhari, MTN tidak memutus koneksi sejumlah kartu SIM yang tidak terdaftar secara resmi.

Buhari meyakini, milisi Boko Haram saling mengoordinasikan rangkaian serangan dengan menggunakan kartu SIM yang tidak terdaftar.

Nigeria telah berupaya mendesak MTN untuk memutus koneksi kartu-kartu SIM tersebut.

Bahkan, pada 2015 lalu, perusahaan asal Afrika Selatan itu didenda sebesar 3,4 miliar dollar AS atau Rp 44,9 triliun karena melampaui tenggat yang ditetapkan untuk memutus koneksi.

"Anda tahu, (kartu-kartu SIM) yang tidak terdaftar itu digunakan para teroris dari 2009 sampai sekarang, dan sedikitnya 10.000 warga Nigeria tewas oleh Boko Haram?" kata Buhari dalam jumpa pers bersama Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma.

Menurut Buhari, beberapa operator ponsel lainnya telah memastikan semua kartu SIM terdaftar pada pertengahan 2015. "Sayangnya MTN sangat sangat lambat sehingga korban berjatuhan," ujarnya.

MTN telah membayar 250 juta dollar AS sebagai bagian dari upaya untuk mencapai "kesepakatan secara kekeluargaan".

MTN memiliki 231 juta pelanggan di 22 negara yang tersebar di Afrika, Asia, hingga Timur Tengah. Adapun pengguna ponsel di Nigeria adalah pasar terbesarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com