Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Bayi Retak akibat Jatuh dari Troli Belanja, Dokter Dituduh Lalai

Kompas.com - 03/03/2016, 11:30 WIB
ISBYTY GWYNEDD, KOMPAS.com — Bayi berusia dua tahun, Ceylan Cevizci, terancam mengalami kerusakan otak atau bahkan meninggal dunia, akibat terjatuh dari troli belanja di pasar swalayan di Ysbyty Gwynedd, Wales Utara.

Naasnya, dokter-dokter di RS Ysbyty Glan Clwyd yang pertama menanganinya tak mengidentifikasi retaknya tulang tengkorak yang dialami Ceylan. Dokter itu lalu memulangkan bayi itu ke rumah.

Sembilan hari kemudian, baru diketahui bahwa Ceylan mengalami cedera fatal, dan kemudian harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Awalnya, Ceylan kembali dibawa ke RS karena mengalami sakit yang luar biasa, dan kondisi kesehatannya kian menurun. Belakangan diketahui, ada pendarahan di bagian otak anak ini.

Berdasarkan pemeriksaan sinar X, keretakan terjadi di tengkorak sang bayi, seperti dilansir The Daily Post dan dikutip Mirror, Selasa (1/3/2016).

"Ceylan ikut berbelanja bersama neneknya. Saat itulah dia terjatuh dari troli, dan kepalanya menghantam lantai dengan keras," kata ibu dari Ceylan, Donna Cevizci.  

"Lalu muncul benjol besar di bagian belakang kepala. Saya kemudian langsung melarikannya ke RS," kata Donna. 

Menurut Donna, dokter yang kali pertama menanganinya menyatakan, tidak ada yang serius dalam kecelakaan tersebut. Dokter itu pun tidak menyarankan pemindaian atau pemeriksaan dengan sinar X. 

"Dia mengabaikan benjol besar di kepala anak saya, dan menyuruh saya pulang," sambung Donna. 

"Sebenarnya, saya tidak terlalu tenang ketika disuruh pulang oleh dokter, tanpa melewati pemeriksaan detail. Namun, apa yang bisa saya lakukan?" kata dia. 

Namun, ketika tiba di rumah, Ceylan tak berhenti menangis dan merengek. "Benjolnya pun tak kunjung membaik. Suami saya lalu memutuskan untuk kembali ke RS sembilan hari kemudian," ungkapnya. 

Saat dibawa ke RS Bodelwyddan, dokter langsung menyarankan pemeriksaan dengan sinar X dan CT scan. Ditemukanlah jejak darah di tempurung kepala Ceylan. 

"Anak saya bisa saja mengalami kerusakan otak atau bahkan meninggal. Saya sangat menyesali ini, kenapa dia harus dipulangkan saat kali pertama dibawa ke RS. Ini pengalaman yang traumatis bagi kami," kata Donna lagi.  

Kini, Ceylan harus menjalani pemeriksaan intensif secara berkala di RS Anak Alder Hey selama satu bulan untuk memastikan bahwa sang anak sembuh dari cedera. 

Sejalan dengan itu, Donna pun menyampaikan keberatannya kepada pihak rumah sakit yang kali pertama menangani Ceylan. Dia menganggap dokter yang bertugas melakukan kelalaian. 

Menanggapi keluhan itu, juru bicara dari Betsi Cadwaladr University Health Board berkilah bahwa sejalan dengan kepentingan privasi pasien, mereka tidak dapat berkomentar mengenai perawatan, termasuk penanganan yang diterima pasien. 

"Walau demikian, kami dapat mengonfirmasi, kami menanggapi keluhan yang disampaikan pasien kami, Ibu Donna Cevizci," sambung jubir itu.

Menurut dia, pihak rumah sakit akan melakukan investigasi dan memberikan tanggapan secepatnya kepada Donna dan keluarga setelah penyelidikan rampung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com