Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerman Segera Deportasi Massal Pengungsi dari Afrika Utara

Kompas.com - 01/03/2016, 19:37 WIB
BERLIN, KOMPAS.com - Sejak kasus pelecehan seksual massal pada malam tahun baru di kota Köln, pemerintah Jerman berupaya mempercepat proses deportasi pengungsi Afrika Utara.

Bukan hari baik buat pengungsi asal Maroko dan Aljazair. Mereka yang datang ke Jerman dalam jumlah belasan ribu itu kini terancam dipulangkan paksa.

Pasalnya pemerintah di Maroko dan Aljazair sepakat menerima kembali warga negaranya yang mengungsi dengan alasan ekonomi ke Jerman.

Kesediaan kedua negara ini membuka jalan proses deportasi cepat. Hal tersebut disepakati setelah Menteri Dalam Negeri Jerman, Thomas de Maizière berkunjung ke Rabat dan Aljir.

Ia juga sedang menegosiasikan kesepakatan serupa dengan Tunisia. Pemerintah Jerman menggolongkan Maroko, Aljazair dan Tunisia sebagai negara aman.

"Kami sepakat, bahwa sebanyak mungkin kelompok pengungsi ini harus dipulangkan dalam waktu cepat," tutur de Maizière.

Pemerintah Maroko berjanji akan memproses kepulangan warganya dalam waktu 45 hari.

Menurut pemerintah Jerman, tahun lalu terdapat 27.000 pengungsi asal Maroko dan Aljazair datang untuk mencari suaka.

Di antara mereka cuma segelintir yang berhak menerima suaka di Jerman.

Namun upaya deportasi tidak mudah, karena para pengungsi mampu melenyapkan identitas pribadi dan mengaku sebagai warga negara Suriah.

Kini dengan kesediaan negara asal, identitas pengungsi asal Afrika Utara bakal lebih mudah diketahui lewat sidik jari mereka.

Saat ini Jerman akan memulangkan kelompok pertama berjumlah 29 orang ke Maroko. Mereka diberikan paspor Laissez-passer oleh PBB untuk pengungsi yang tidak jelas negara asalnya.

Upaya Jerman menggandeng negara-negara Afrika Utara adalah salah satu upaya mengurangi tekanan terhadap kebijakan pengungsi pemerintah.

Berlin terutama didesak mendeportasi pengungsi asal Maroko sejak insiden pelecehan seksual massal pada malam tahun baru di Köln.

"Tidak ada alasan kuat buat warga Maroko meminta perlindungan di Jerman," tutur jurnalis setempat, Aziz Alilou kepada harian Jerman, Die Welt.

"Maroko termasuk negara Arab paling liberal. Tidak ada yang menghadapi represi. Mereka yang datang ke Jerman kebanyakannya cuma ingin kehidupan yang lebih baik," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com