Hal ini disampaikan Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi setempat. Pernyataan ini dibantah Kenya.
"Saat 200 prajurit yang datang untuk membantu negara Anda terbunuh dalam satu pagi, sungguh sebuah hal yang mengherankan," kata Presiden Mohamud kepada Somali Cable TV.
"Dalam beberapa tahun terakhir kami sudah mencapai kemenangan namun dalam pertempuran di El Adde, kami kalah. Ya, dalam perang sesuatu yang tak diinginkan kadang terjadi," ujar Mohamud dalam wawancara yang diunggah ke YouTube itu.
Sejauh ini pemerintah Kenya menolak untuk membeberkan jumlah korban dalam serangan yang terjadi pada 15 Januari lalu tersebut.
Juru bicara angkatan bersenjata Kenya, Kolonel David Obonyo membantah jumlah korban tewas seperti yang dibeberkan Presiden Somalia.
Obonyo justru mempertanyakan sumber informasi yang kemudian digunakan oleh Presiden Mohamud dalam wawancara televisi itu.
"Itu tidak benar. Informasi itu tidak datang dari kami atau siapapun dalam pemerintahan Kenya," ujar Obonyo.
Serangan itu menargetkan personel militer yang tergabung dalam Misi Uni Afrika di Somalia (AMISOM) di dekay kota El Adde, wilayah selatan Somalia.
Sejumlah surat kabar memuat foto sejumlah peti jenazah yang dilapisi bendera Kenya, memicu kecaman dari warga negeri itu terkait keterlibatan Kenya di Somalia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.