Keputusan untuk mengganti meriam air dan gas air massa untuk pengendalian massa diambil karena diperkirakan persenjataan "tradisional" ini akan lebih efektif.
"Ini jauh lebih baik daripada harus menembakkan peluru karet yang dapat menyebabkan cidera," kata pejabat kepolisian di negara bagian Hisar Haryana, Anil Kumar Rao.
Anil mengatakan, ketapel dan bola cabai ini hanya akan digunakan dalam keadaan darurat demi meminimalisasi kerusakan dan jatuhnya korban luka.
Selanjutnya, aparat kepolisian setempat kini tengah menjalani pelatihan untuk menggunakan ketapel. Adapun pelurunya terbuat dari bola karet yang berisi bubuk cabai.
Terkait kebijakan ini, muncul kekhawatiran dari warga yang merasa peluru cabai itu pun akan melukai. Namun, Kepala Kepolisian Distrik Jind Abhishek Jorwal membantahnya.
"Bola cabai tidak akan menyebabkan kerusakan permanen, tetapi akan efektif dalam mengendalikan pengunjuk rasa," kata Abhishek.
Sementara Anil berpendapat, senjata ini merupakan alat yang efektif untuk mencegah berkembangnya kerusuhan. "Sangat positif, senjata ini hemat biaya dan beradab. Jauh lebih baik daripada menembakkan peluru karet yang dapat menyebabkan cidera," kata dia lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.