Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sniper" SAS Bunuh Algojo ISIS Saat Sedang Latihan Memenggal

Kompas.com - 15/02/2016, 17:05 WIB
LONDON, KOMPAS.com — "Suatu saat dia masih berdiri di sana dan menit berikutnya kepala orang itu meledak."

Demikian seorang saksi mata menggambarkan detik-detik peluru senapan milik seorang sniper pasukan khusus Inggris, SAS, menewaskan seorang algojo ISIS.

Ironisnya, sang algojo tewas saat tengah melatih anggotanya berbagai cara memenggal kepala manusia ketika kepalanya hancur.

Menurut sejumlah laporan, sang sniper melepaskan tembakan dari jarak setidaknya 1.200 meter.

Harian The Daily Express, mengutip seorang sumber, menyebut senjata yang digunakan sniper itu adalah Dan.338 yang dilengkapi peredam untuk mengurangi suara dan menghilangkan percikan api saat peluru dilepaskan.

Dan.338 adalah senapan penembak jitu buatan Israel yang dibuat mampu menembakkan peluru secara akurat dari jarak hingga 1.200 meter.

Peristiwa ini dikabarkan terjadi sekitar dua pekan lalu di sebuah gurun terpencil di wilayah utara Suriah, menyusul sebuah informasi dari mata-mata intelijen Inggris, MI6.

Militer menerima informasi bahwa pelatihan taktis ISIS digelar di sebuah desa kecil di dekat sebuah sekolah.

Di tempat itu, para rekrutan muda ISIS dilatih memenggal kepala dengan menggunakan pisau, kapak, atau pedang.

Kawasan itu dianggap terlalu sulit untuk diserang lewat udara sehingga dikirimlah pasukan elite SAS untuk melaksanakan tugas itu.

Sebanyak delapan orang prajurit dikirim ke lokasi dengan dipersenjatai senapan sniper, senapan serbu, dan peluncur roket.

Sebanyak 12 personel SAS lainnya menunggu di lokasi yang jauh di dalam sebuah kendaraan angkut militer lapis baja. Demikian dilaporkan The Mirror.

Tak dijelaskan apakah serangan ini dilakukan sebagai pembalasan atas eksekusi lima mata-mata Inggris sebagai sebuah ancaman terhadap PM David Cameron.

Identitas sasaran sejauh ini tidak dipublikasikan, tetapi kemungkinan orang itu adalah Siddharta Dhar, pria warga negara Inggris.

Siddharta diyakini menggantikan posisi Jihadi John, algojo ISIS yang tewas dalam serangan drone akhir tahun lalu.

Pekan lalu, dikabarkan seorang sniper misterius menewaskan tiga komandan ISIS di kota Sirte, yang diklaiim sebagai ibu kota di Libya dalam jangka waktu 10 hari.

Identitas sang penembak tak diketahui, tetapi penduduk setempat menjulukinya sebagai "Pemburu Daesh", sebutan ISIS dalam bahasa Arab.

Ketiga korban sang sniper termasuk Hamad Abdel Hady, seorang warga Sudan, ketua pengadilan ISIS yang ditembak di depan rumah sakit; pemimpin ISIS di Sirte, Abu Mohammed Demawi, yang tewas pada 19 Januari; dan Abdullah Hamad al-Ansari, komandan ISIS di kota Obari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com