Pimpinan badan intelijen AS ini juga mengatakan bahwa Pyongyang telah mengambil langkah untuk membuat sistem peluru kendali balistik antarbenua.
Hal ini dilakukan beberapa hari setelah Korut meluncurkan roket jarak jauh yang menurut sejumlah pihak merupakan suatu uji coba teknologi peluru kendali yang dilarang.
Negara itu tercatat telah melakukan sejumlah tes nuklir pada masa lalu.
"Kajian lanjutan kami menunjukkan, Korea Utara telah mengoperasikan pembangkit pada waktu yang cukup sehingga negara itu bisa mendapatkan kembali plutonium dari bahan bakar yang dipakai pembangkit dalam waktu beberapa minggu atau bulan," kata Clapper.
Sanksi-sanksi baru direncanakan akan diberlakukan terhadap Korea Utara sebagai tanggapan atas peluncuran roket jarak jauh yang dinilai melanggar peraturan.
Kesepakatan untuk memberikan sanksi baru itu diputuskan dalam sidang darurat Dewan Keamanan PBB di New York pada Minggu (7/2/2016).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.