Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sosok Bakal Calon Presiden AS dari Partai Republik

Kompas.com - 02/02/2016, 09:15 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis


Ia berwajah ganteng, berdarah Amerika-Kuba (krusial untuk memenangi suara kaum Hispanik), memiliki posisi politik moderat, berasal dari negara bagian penting Florida, dapat diterima sejumlah faksi-faksi Republiken, dan seorang intelektual yang tajam.

Mantan anak asuh Jeb Bush ini meniti karier politik sejak usia muda. Pada usianya yang baru 29 tahun, dia telah terpilih menjadi anggota DPRD Florida tahun 2000. Dalam selang enam tahun, dia dipilih menjadi Ketua DPRD Florida. Puncaknya ketika dia terpilih menjadi senator tahun 2010.

Sejak itu, namanya mulai digaungkan sebagai sosok yang mampu mengembalikan Gedung Putih ke tangan Partai Republik. Namun, sejauh ini perolehan suara Rubio di survei masih stagnan, tidak banyak berubah. Walaupun selalu konsisten tampil baik dalam debat capres, momentum yang diharapkan tidak kunjung tiba.

Hasil di Iowa dan New Hampshire akan memberikan gambaran apakah Rubio benar-benar sosok yang layak diperhitungkan. Jika dia gagal untuk menempati posisi ketiga di Iowa dan kedua di New Hamsphire, ambisi presidennya akan lebih terjal dari yang dibayangkan.

Jeb Bush

Keluarga Bush bisa dikatakan terus menghiasi kancah perpolitikan Amerika dalam empat dekade terakhir. Kali ini, Jeb Bush, adik kandung mantan Presiden George W Bush, berharap menjadi Bush ketiga yang menghuni Gedung Putih.

Kampanye kepresidenan kali ini tidak semulus seperti yang diharapkan Jeb. Mantan Gubernur Florida itu sempat menyandang status unggulan ketika mendeklarasikan pencapresannya. Namun, seiring waktu dan kemunculan Donald Trump, dukungan terhadap Jeb terkikis dan dia saat ini terseok-seok dengan hanya meraih dukungan 5-10 persen.

Hal ini sangat mengejutkan mengingat dia dilengkapi dana kampanye yang tidak terhingga dan organisasi kampanye yang kuat. Ia selalu disebut sebagai sosok paling intelektual di keluarga Bush. Jeb punya posisi politik moderat yang membuatnya populer di kalangan pemilih independen.

Sayangnya, posisi politiknya yang moderat itu menjadi kelemahannya di kalangan pemilih primary Republiken yang cenderung lebih konservatif.

Selain itu, nama keluarganya juga menjadi beban berat yang harus dipikul. Rakyat Amerika jenuh dengan dinasti Bush dan masih belum dapat melupakan krisis ekonomi dan dua perang yang terjadi ketika George W Bush menjabat.

Jeb membutuhkan hasil yang cemerlang, setidaknya posisi kedua di New Hampshire jika ingin melanjutkan kampanyenya. Hasil buruk di New Hamsphire, negara bagian yang cenderung lebih ramah terhadap calon moderat, akan memunculkan tekanan terhadapnya untuk mundur dari bursa capres.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com