Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Minta Umat Protestan Maafkan Penganiayaan oleh Orang Katolik

Kompas.com - 26/01/2016, 10:34 WIB
ROMA, KOMPAS.com — Paus Fransiskus meminta umat Protestan dan gereja-gereja Kristen lainnya untuk memaafkan penganiayaan masa lalu yang dilakukan orang-orang Katolik. Paus mengatakan hal itu bersamaan dengan saat Vatikan mengumumkan pada Senin (25/1/2016) bahwa dia akan mengunjungi Swedia tahun ini untuk menandai ulang tahun ke-500 Reformasi Protestan.

Ketika berbicara pada ibadat vesper tahunan di Basilika Santo Paulus di Roma yang dihadiri para perwakilan dari agama-agama lain, Paus meminta "maaf untuk perilaku yang tidak sesuai ajaran Injil yang dilakukan umat Katolik terhadap orang Kristen dari gereja-gereja lainnya".

Dia juga meminta umat Katolik untuk memaafkan orang-orang yang telah menganiaya mereka.

Vatikan mengumumkan bahwa pada 31 Oktober mendatang, Fransiskus akan mengunjungi kota Lund di Swedia selatan. Di kota itu, di mana Lutheran World Federation didirikan tahun 1947, Paus akan bergabung dengan umat Lutheran untuk meluncurkan peringatan Reformasi Prosten yang akan diselenggaran di seluruh dunia tahun depan.

Martin Luther, seorang Jerman, diakui sebagai perintis Reformasi Protestan tahun 1517. Luther, seorang pastor Kalotik, menulis 95 inti pandangannya, lalu ditempel di pintu gereja di Wittenberg, yang mengecam Gereja Katolik karena menjual pengampunan dosa demi uang.

Hal itu menyebabkan sebuah perpecahan, sering kali berupa skisma politik di seluruh Eropa dan kekristenan, mendorong antara lain perang selama 30 tahun, penghancuran biara-biara di Inggris, dan pembakaran sejumlah "bidah" di kedua sisi.

Kalangan Katolik tradisionalis telah menuduh Paus Fransiskus membuat terlalu banyak konsesi terhadap umat Lutheran, terutama dalam "doa bersama" yang kedua pihak akan gunakan dalam peringatan tahun 2017.

Mereka mengatakan doa itu, yang akan digunakan dalam kunjungan Paus ke Lund, berlebihan memuji Luther, yang dikecam sebagai bidaah dan dikucilkan dalam Gereja Katolik.

Namun, Fransiskus telah membuat dialog dengan agama-agama lain sebagai salah satu ciri khas dari kepausannya.

Dia telah mengunjungi gereja Lutheran di Roma, masyarakat Protestan Waldensian di Italia utara, dan sinagoge di Roma. Tahun ini dia akan menjadi paus pertama yang mengunjungi masjid di ibu kota Italia itu.

Walau para pendahulunya telah mengunjungi gereja-gereja Protestan, Fransiskus telah dikecam kaum tradisionalis yang menuduh dia sedang mengirimkan sinyal yang membingungkan terkait hubungan antar-agama.

Mereka juga telah memperdebatkan sejumlah pedoman yang dikeluarkannya bulan ini terkait "doa bersama" itu.

Borate Caeli dari kalangan tradisionalis mengatakan, "Reformasi dan Martin Luther berulang kali dipuji, sementara Kontra-Reformasi dan para paus dan orang-orang kudus dari abad ke-16 berlalu dalam keheningan."

Dialog teologis antara Katolik Roma dan Lutheran dimulai pada akhir tahun 1960-an setelah Konsili Vatikan II. Namun, umat Katolik dan Lutheran secara resmi masih tidak diizinkan untuk menerima komuni dalam ibadat di masing-masing gereja.

Ketika mengunjungi gereja Lutheran di Roma tahun lalu, kalangan tradisionalis menyerang Fransiskus. Pasalnya, ketika itu, saat menjawab sebuah pertanyaan, Fransikus menyarankan bahwa seorang perempuan Lutheran yang menikahi seorang pria Katolik bisa memutuskan bagi dirinya sendiri untuk menerima komuni di gereja suaminya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com