Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sisi Gelap Pengungsi Arab di Eropa

Kompas.com - 12/01/2016, 18:35 WIB
KOMPAS.com - Köln tidak hanya satu-satunya yang dirundung kasus pelecehan seksual massal. Masih ada Hamburg, Stuttgart, München, Kairo dan yang belakangan ketahuan, juga Stockholm.

Kepolisian Swedia kini tengah mendapat hujan kritik lantaran dinilai mendiamkan kasus pelecehan seksual massal di pentas musik Stockholm tahun 2014 silam.

Pelakunya, sebanyak 40 orang asal Afghanistan, gagal ditangkap lantaran jumlah massa yang terlalu banyak.

Insiden yang terjadi sejak 2014 itu tidak pernah dipublikasikan, kecuali setelah sebuah media lokal melakukan riset pasca peristiwa di Köln.

"Kami harusnya memang memublikasikan informasinya," ujar seorang juru bicara kepolisian Swedia.

Apa yang terjadi di negeri Skandinavia itu serupa dengan di Jerman. Perempuan muda yang ingin berpesta tiba-tiba mendapati dirinya dikerubungi sekelompok laki-laki berparas timur tengah alias Arab. Tubuhnya digerayangi. Martabatnya dilecehkan.

Dari semua pelaku cuma segelintir yang ditangkap, dan hampir tidak ada yang diadili.

Pengungsi Afrika Utara

Krisis pengungsi yang sedang membekap Eropa juga membawa sisi gelap yang perlahan mulai menyentuh kesadaran publik. Serupa Swedia, kepolisian Jerman juga awalnya ragu mempublikasikan skema pelaku yang kebanyakan berasal dari Afrika Utara.

Dari 19 pelaku insiden di Köln yang diperiksa polisi, sembilan di antaranya berstatus ilegal. Sepuluh merupakan pencari suaka dan sembilan di antaranya terdaftar sejak September tahun lalu. Kebanyakan, kata polisi, berasal dari Maroko.

Terutama pengungsi asal Afrika Utara kini mendapat sorotan tajam publik. Menurut statistik kepolisian, 40 persen pengungsi asal Afrika Utara melakukan tindak kriminal di tahun pertama berada di Jerman. Jumlahnya mencapai 2.000 delik kriminal di tahun 2015 saja.

Diakui atau tidak, Jerman sedang mengalami "bentrokan kebudayaan," tulis harian Irlandia The Independent.

Suara serupa dicetuskan bekas Menteri Urusan Perempuan Jerman, Kristina Schröder tentang "dominasi lelaki di dalam tradisi Muslim yang melegitimasi kekerasan".

Pelecehan seksual sebagai jalan keluar

Mingguan politik Cicero mengupas paradigma seksual dalam kebudayaan Arab yang dinilai mengizinkan "kepemilikan" laki-laki atas perempuan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com