JAKARTA, KOMPAS.com — Upaya diplomasi mulai dilakukan Pemerintah Indonesia terhadap Pemerintah Arab Saudi dan Iran.
Hubungan kedua negara Timur Tengah itu kini mulai memanas pasca-eksekusi mati ulama Syiah di Arab Saudi.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menjelaskan bahwa Indonesia yang tidak memiliki kepentingan apa pun dalam konflik ini memiliki nilai lebih untuk bisa menjadi penengah.
Kontak mulai dilakukan dengan menteri luar negeri kedua negara itu.
"Jadi, separuh hari kemarin, saya melakukan komunikasi, baik dengan Sekjen OIC (Organisation of Islamic Cooperation), Menlu Iran, dan juga Menlu Saudi," ujar Retno di Istana Kepresidenan, Selasa (5/1/2015).
Dalam komunikasi itu, Retno menjelaskan sikap Pemerintah Indonesia, yang prihatin dengan memburuknya hubungan Iran dan Arab Saudi.
Selain itu, Pemerintah Indonesia juga mengharapkan agar masing-masing pihak menahan diri sehingga situasi tidak menjadi lebih memburuk.
"Indonesia menekankan pentingnya stabilitas dan perdamaian di kawasan, sementara Saudi dan Iran memegang peran sangat penting untuk terciptanya perdamaian dan stabilitas di kawasan," ucap Retno.
Selain dengan negara-negara Arab, komunikasi juga dilakukan dengan Menlu Rusia.
Menurut Retno, seluruh komunikasi ini masih belum menyimpulkan apa pun sehingga belum bisa dibuka ke publik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.