Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saudi: Pemutusan Hubungan dengan Iran Tak Berdampak pada Masalah Suriah dan Yaman

Kompas.com - 05/01/2016, 10:46 WIB
NEW YORK, KOMPAS.com - Keputusan Arab Saudi untuk mengakhiri hubungan diplomatik dengan Iran seharusnya tidak memiliki dampak pada upaya perdamaian di Suriah dan Yaman, kata utusan Riyadh untuk PBB hari Senin (4/1/2016) waktu New York.

"Dari pihak kami, hal itu seharusnya tidak berpengaruh karena kami akan terus bekerja keras untuk mendukung upaya perdamaian di Suriah dan Yaman," kata Duta Besar Saudi untuk PBB, Abdullah al-Mouallimi, kepada wartawan.

Arab Saudi memutus hubungan diplomatik dengan Iran hari Minggu setelah para pengunjuk rasa menggeledah dan membakar Kedutaan Saudi di Teheran terkait dengan eksekusi mati terhadap seorang ulama penting Syiah di Saudi, Nimr al-Nimr.

Kekhawatiran internasional meningkat bahwa ketegangan hubungan Saudi dan Iran akan menggagalkan upaya perdamaian di Suriah dan Yaman. Dua orang utusan PBB pun dikirim ke Riyadh untuk menjaga agar upaya diplomatik untuk perdamaian di kawasan itu tetap berjalan sesuai rencana.

Al-Mouallimi mengatakan, Arab Saudi "akan menghadiri pembicaraan tentang Suriah yang akan datang dan kami tidak akan memboikot pembicaraan itu hanya karena Iran."

Namun dia juga mengecam peran Iran dalam upaya untuk mengakhiri perang di Suriah yang sudah berlangsung hampir lima tahun.

"Orang Iran bahkan sebelum hubungan diplomatik diputus sangat tidak mendukung, sangat tidak positif terkait upaya perdamaian ini," kata Mouallimi. "Mereka telah mengambil posisi provokatif dan negatif .. dan saya tidak berpikir bahwa pemutusan hubungan akan menghalangi mereka berperilaku seperti itu."

Dubes Saudi itu berbicara saat Dewan Keamanan PBB membahas ketegangan antara Saudi-Iran.

Dalam sebuah surat kepada Dewan Keamanan, duta besar Saudi itu meminta Dewan itu untuk "mengambil semua langkah yang tepat demi menjamin fasilitas diplomatik tidak diganggu dan perlindungan bagi semua diplomat Saudi di Iran."

Riyadh juga membela eksekusi terhadap 47 orang, termasuk Nimr. Pembelaan itu disampaikan dalam sebuah surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon yang menyatakan bahwa orang-orang itu "telah diadili dengan proses yang adil dan dihukum bukan karena pertimbangan intelektual, afiliasi ras atau sektarian mereka."

Utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, telah berada di Riyadh untuk melakukan pembicaraan dan akan menuju ke Teheran pada akhir pekan ini demi mencari jaminan bahwa proses perdamaian Suriah yang telah diusahakan dengan susah payah tidak berada dalam bahaya.

De Mistura mengandalkan dukungan luas untuk memulai pembicaraan damai antara pemerintah Presiden Bashar al-Assad dan oposisi di Geneva pada 25 Januari mendantang, yang merupakan puncak dari upaya tiga bulan yang melibatkan semua pemain kunci.

Baik Iran maupun Arab Saudi punya peran penting dalam mendorong upaya diplomatik untuk mengakhiri perang hampir lima tahun di Suriah dan untuk mencapai penyelesaian politik bagi  Yaman. Utusan PBB untuk Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed, menuju ke Riyadh pada Rabu guna mendorong gencatan senjata baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com