Dukung Arab Saudi, Bahrain Ikut Putuskan Hubungan dengan Iran

KOMPAS.com — Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, pasca-ketegangan diplomatik antara Arab Saudi dan Iran.

Hubungan Arab Saudi dan Iran memanas setelah eksekusi mati dilakukan terhadap ulama Syiah terkemuka, Sheikh Nimr al-Nimr, dan 46 terpidana lainnya oleh Saudi.

Dikutip dari BBC, Senin (4/1/2015), Bahrain dalam pernyataannya mengecam Iran yang dinilai semakin berbahaya, dengan ikut mencampuri urusan internal negara tetangganya. 

Bahrain secara khusus menyoroti serangan ke Kedutaan Besar Saudi di Iran sebagai bagian dari pola politik sektarian yang harus dilawan untuk menjaga keamanan dan stabilitas di Timur Tengah.

Para demonstran di Iran menyerbu Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran pada Minggu.

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, bahkan turut mengutuk Saudi dan menyebutkan, politisi Arab Saudi akan mendapat "pembalasan ilahi" atas eksekusi terhadap Nimr.

Bahrain pun merespons keras peristiwa di Iran dan memberikan waktu 48 jam kepada diplomat Iran untuk meninggalkan ibu kota Manama.

Bahrain adalah negeri dengan populasi mayoritas Syiah, tetapi telah diperintah selama berabad-abad oleh raja Sunni.

Negeri yang diperintah oleh Dinasti Khalifa ini adalah sekutu loyal Arab Saudi.

Pada kesempatan berbeda, Uni Emirat Arab juga mengumumkan "penurunan" status hubungan diplomatik dengan Iran.

Negeri kaya minyak ini akan mengurangi jumlah diplomat yang ditempatkan di Teheran.