Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Sanksi Rusia, Ekonomi Turki Kehilangan Rp 138 Triliun

Kompas.com - 04/01/2016, 13:13 WIB
KOMPAS.com - Saat berbicara di rapat kabinet, seusai pesawat Sukhoi Su-24 ditembak di perbatasan Suriah-Turki, Perdana Menteri Dmitry Medvedev mengatakan bakal memfokuskan sanksi pada "pembatasan atau pelarangan" kepentingan ekonomi Turki di Rusia.

Sektor yang akan terpengaruh, kata Medvedev, mencakup pangan, pariwisata, transportasi, perdagangan, tenaga kerja, bea cukai dan "hubungan kemanusiaan".

Sebulan setelah pengumuman itu, para pebisnis Turki merasakan dampaknya.

Ekspor produk makanan ke Rusia, termasuk sayur dan buah, mendadak terputus. Kemudian, penjualan tiket pesawat dan pemesanan hotel di Turki oleh wisatawan asal Rusia berkurang drastis.

Proyek konstruksi TurkStream, jalur pipa yang mengalirkan gas Rusia ke Turki melalui Laut Hitam, ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Bahkan, perusahaan-perusahaan Rusia dilarang memperkerjakan warga sipil Turki.

Erhan Aslanoglu, seorang pakar ekonomi Turki, mengatakan beragam sanksi itu jelas akan berdampak pada ekonomi Turki dalam jangka pendek. Dia memprediksi ekonomi Turki akan kehilangan sedikitnya 10 miliar dollar AS atau Rp 138,3 triliun.

Ekspor gas

Di sektor pariwisata, Turki merupakan tujuan wisata terpopuler kedua setelah Mesir bagi para wisatawan Rusia. Sekitar 3,2 juta turis Rusia menghabiskan liburan di Turki tahun lalu, menurut Dinas Pariwisata Rusia.

Akibat sanksi pada sektor pariwisata, Erhan Aslanoglu memprediksi Turki berisiko kehilangan 3,5 miliar dollar (Rp 48,4 triliun) dari wisatawan asal Rusia.

Kemudian akibat pembatalan proyek-proyek konstruksi, Aslanoglu memperkirakan Turki akan kehilangan 4,5 miliar dollar (Rp 62,2 triliun) per tahun.

Meski demikian, menurutnya, Rusia tidak akan berlama-lama memberlakukan sanksi di sektor energi yang merupakan sektor kunci dalam perdagangan bilateral antara Rusia dan Turki.

Sekedar catatan, Turki mengandalkan Rusia, mengingat 55 persen kebutuhan gas alam Turki dipasok Rusia.

“Jika Moskwa menghentikan atau menunda aliran gas alam, hal itu jelas akan berdampak serius pada ekonomi Turki. Namun, menurut saya, perubahan besar semacam itu tidak terjadi,” kata Aslanoglu.

Sektor tekstil

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com