Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Donald Trump: Larang Semua Orang Muslim Masuk AS

Kompas.com - 08/12/2015, 10:10 WIB

Wakil penasihat keamanan nasional Obama, Ben Rhodes, bereaksi terhadap seruan Trump. Ia menyebut seruan itu "benar-benar bertentangan dengan nilai-nilai kita sebagai orang Amerika". Rhodes merujuk ke perlindungan kebebasan beragama dalam Bill of Rights dan ke "kontribusi luar biasa" warga Muslim Amerika untuk AS.

"Hal itu juga bertentangan dengan keamanan kita," kata Rhodes kepada CNN. "Fakta tentang masalah ini adalah ISIS ingin membingkai persoalan ini sebagai perang antara Amerika Serikat dan Islam. Jika kita akan menerapkan pemeriksaan agama bagi siapa yang datang ke negara ini, kita sedang mengirim pesan yang intinya bahwa kita sedang merangkul bingkai bentukan ISIS tersebut dan hal itu akan membuat sangat sulit untuk bermitra dengan komunitas Muslim di Amerika Serikat dan di seluruh dunia untuk mencegah bencana radikalisasi yang kita harus atasi."

"Kita harus mempersulit ISIS menggambarkan ini sebagai perang antara Amerika Serikat dan Islam," kata Rhodes.

Dalam beberapa pekan terakhir, Trump telah membantah kecaman bahwa ia fanatik menentang kaum Muslim. Ia bahkan mengatakan kepada CNN pada Sabtu lalu bahwa dirinya berpikir orang-orang Muslim merupakan orang-orang hebat. Trump mengatakan hal itu ketika ditanya apakah orang Muslim menimbulkan bahaya bagi AS.  

"Saya menyukai orang-orang Muslim. Saya pikir mereka orang-orang hebat," kata Trump kepada CNN pada September.

Ketika ia ditanya soal gagasan untuk menciptakan sebuah database tentang semua orang Muslim yang tinggal di AS, Trump berusaha untuk menjauhkan diri dari soal itu. Ia berkeras bahwa gagasan tersebut datang dari wartawan dan ia tidak berkomitmen untuk melakukan hal itu.

Presiden Barack Obama pada Minggu malam waktu setempat telah menyampaikan pidato yang bertujuan untuk meredam kekhawatiran rakyat tentang serangan-serangan teroris dan menjelaskan kampanye Amerika melawan "ancaman teroris yang lebih luas".

Obama mendesak umat Islam untuk menentang "ideologi ekstremis" yang ada dalam komunitasnya, dan bersekutu dengan Barat dalam memerangi kelompok militan seperti ISIS.

"Sebuah ideologi ekstremis telah menyebar dalam beberapa komunitas Muslim. Ini merupakan masalah nyata yang kaum Muslim harus hadapi tanpa banyak alasan," kata Obama.

"Para pemimpin Muslim di dalam negeri dan di seluruh dunia harus terus bekerja bersama kami untuk secara menyakinkan dan tegas menolak ideologi kebencian yang kelompok-kelompok seperti ISIS dan Al Qaeda promosikan, untuk berbicara menentang tidak hanya tindak kekerasan, tetapi juga interpretasi-interpretasi terkait Islam yang tidak sesuai dengan nilai-nilai toleransi beragama, saling menghormati, dan martabat manusia."

Obama mengatakan, pemimpin-pemimpin Muslim harus bekerja sama dengan Pemerintah AS untuk menolak ideologi kebencian yang dipromosikan ISIS dan Al Qaeda. Ia menambahkan, sudah merupakan tanggung jawab semua warga Amerika dari keyakinan apa pun untuk menolak pandangan bahwa warga Muslim-Amerika harus diperlakukan berbeda. Menurut dia, pandangan itu merupakan permainan ISIS.

"ISIS tidak mewakili Islam. Mereka adalah para preman dan pembunuh. Bagian dari sebuah kultus kematian," kata Obama. "Kita jangan sampai melawan satu sama lain dengan membiarkan pertempuran ini didefinisikan sebagai perang antara Amerika dan Islam. Justru itulah yang diinginkan kelompok-kelompok seperti ISIS. Jika kita mau berhasil mengalahkan terorisme, kita harus memasukkan komunitas Muslim sebagai salah satu sekutu terkuat kita ketimbang menyingkirkan mereka dengan kecurigaan dan kebencian."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com