Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunitas Arab di AS Takut Serangan Balasan Menyusul Penembakan di California

Kompas.com - 04/12/2015, 11:09 WIB
SAN BERNARDINO, KOMPAS.com - Anggota masyarakat Arab dan Muslim di Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Kamis (3/12/2015) bahwa mereka takut akan serangan balasan, setelah rincian mulai muncul tentang pasangan yang menembak mati 14 orang di California.

Sebuah organisasi akan bertemu para pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri AS pada Jumat ini untuk menilai langkah-langkah keamanan setelah serangan yang menewaskan 14 orang dan melukai 21 orang lainnya di San Bernardino, sebuah kota yang berjarak sekitar satu jam berkendara di timur Los Angeles. Kota itu memiliki populasi orang Arab dan Muslim yang besar.

"Ada ketakutan bahwa mungkin ada serangan balasan dan itulah realitas yang kami hadapi," kata Abed Ayoub, direktur hukum dan kebijakan Komite Antidiskriminasi Arab-Amerika, sebuah kelompok hak-hak sipil yang akan mengadakan pertemuan dengan para pejabat Departemen Keamanan Negeri itu.

Ayoub mengatakan bahwa untuk sementara belum ada laporan tentang serangan balasan terkait serangan bersenjata pada Rabu lalu oleh Syed Farook (28 tahun) dan istrinya Tashfeen Malik (27). Namun ia mengatakan tetap penting bagi masyarakat untuk waspada.

"Kita harus tetap hati-hati mengingat suasana dan apa yang terjadi di Paris beberapa minggu lalu dan dampak dari peristiwa itu," katanya, mengacu pada serangan teror di Perancis yang menewaskan 130 orang dan telah diklaim oleh kelompok teroris Negara Islam atau lebih dikenal dengan sebutan ISIS.

Para pemimpin Muslim dan warga di San Bernardino syok dan tidak yakin dengan penembakan yang terjadi hari Rabu di sebuah pusat layanan difabel di kota itu.

CNN mengutip sejumlah pejabat penegak hukum yang mengatakan bahwa Farook telah menjadi radikal dan memiliki kontak dengan tersangka terorisme di luar negeri.

Namun, imam di masjid yang selama ini didatangi Farook membantah hal itu.

"Kami tidak pernah melihat tanda radikalisasi," kata Mahmood Nadvi, 39 tahun, imam di masjid Dar Al Ulum Al Islamiyah di San Bernardino, kepada AFP. "Jika seseorang menjadi jahat, Anda tidak lagi mewakili agama manapun."

Dia mengatakan, masjidnya telah menerima pesan bernada ancaman di voicemail-nya beberapa jam setelah serangan tersebut dan telah meminta polisi untuk memberikan keamanan tambahan menjelang salat Jumat.

Gasser Shehata, 42 tahun, mengatakan ia yakin tindakan Farook terkait dengan sengketa di tempat kerja, tidak terkait dengan keyakinan agamanya.

"Anda tidak bisa percaya dia melakukan itu demi Islam," katanya. "Dia tenang, pemalu, pendiam. Saya belum pernah melihat dia tidak menghormati orang lain. Dia melakoni impian Amerika, ia menikah, punya seorang putri dan tahun lalu memenangkan 77.000 dollar. Dia memiliki segalanya untuk menjadi bahagia."

Sejumlah pejabat Muslim di San Bernardino mengatakan, doa akan diselenggarakan di masjid pada hari Kamis waktu setempat untuk menghormati para korban.

"Kami mengecam keras tindakan yang tidak masuk akal dan kekerasan mengerikan ini," kata Ahsan Khan, presiden Komunitas Muslim Ahmadiyah cabang Los Angeles. "Komunitas kami telah berada di San Bernardino County selama hampir tiga dekade dan belum pernah melihat kebejatan semacam ini," tambahnya.

"Kami menyampaikan simpati untuk para korban yang tidak bersalah dan keluarga mereka."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com