Namun, kerja sama tersebut bakal terancam jika Turki kembali menembak pesawat tempur Rusia, demikian diungkapkan Presiden Vladimir Putin, Jumat (27/11/2015).
Seusai berbicara dengan Presiden Perancis Francois Hollande di Kremlin, Putin masih menunjukkan kemarahan terhadap Turki. Dia menilai, penembakan jet tempur Rusia adalah bentuk pengkhianatan oleh negara yang dianggapnya sahabat.
Kendati demikian, Putin mengatakan, pihaknya akan memerintahkan militer Rusia untuk mengintensifkan kerja sama dengan pasukan Perancis, termasuk pertukaran informasi tentang target.
Dia memandang kerja sama dengan Perancis sebagai bagian dari penciptaan koalisi internasional lebih luas yang bakal menyatukan Rusia dengan negara-negara Barat.
"Kami siap kerja sama dengan koalisi yang dipimpin AS. Namun, tentu saja, insiden seperti perusakan pesawat kami, dan kematian pilot kami ... sangat tidak bisa diterima," kata Putin dalam konferensi pers yang didampingi Presiden Francois Hollande.
"Kami menegaskan bahwa peristiwa itu (penembakan pesawat) jangan terulang lagi, atau sebaliknya, kami tidak perlu kerja sama dengan siapa pun, koalisi apa pun, dan negara apa pun," kata Putin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.