Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin: Mustahil Turki Tidak Tahu Pesawat yang Ditembak Milik Rusia

Kompas.com - 27/11/2015, 08:07 WIB
MOSKWA, KOMPAS.com — Presiden Rusia Vladimir Putin menepis klaim Turki bahwa mereka tidak tahu pesawat yang ditembak jatuh di perbatasan Suriah merupakan milik Rusia.

Putin berkeras bahwa pesawat-pesawat Rusia mudah dikenali dan koordinat penerbangan pesawat tempur telah diberikan kepada Amerika Serikat, yang merupakan sekutu Turki.

Karena itu, kata Putin, "mustahil" Turki tidak mengetahui bahwa pesawat Su-24 yang ditembak pada ketinggian 6.000 meter dengan rudal udara ke udara oleh pesawat tempur F-16 Turki, sekitar satu kilometer dari perbatasan Turki, ialah milik Rusia.

"Sebagaimana diatur dalam kesepakatan dengan AS, kami memberi informasi di mana pesawat kami beroperasi, di ketinggian berapa, dan di area mana saja. Turki adalah bagian dari koalisi dan mereka pasti tahu bahwa itu adalah pesawat tempur Rusia. Jika itu pesawat Amerika, akankah mereka menembak?"

Ucapan Putin mengemuka setelah Presiden Turki Recep Tayyp Erdogan berkomentar melalui stasiun televisi France24. Meski menolak meminta maaf, Erdogan mengaku militer Turki tidak tahu pesawat yang ditembak kepunyaan Rusia.

"Jika kami tahu itu adalah pesawat Rusia, mungkin kami memperingatkan dengan cara berbeda," kata Erdogan.

Rekaman suara

Sebelumnya, Turki merilis rekaman suara berisi peringatan kepada pesawat Rusia.

Dalam rekaman itu, terdapat suara berbahasa Inggris yang mengatakan, "Ubah arah Anda ke selatan secepatnya."

Karena peringatan tidak digubris, pesawat-pesawat F-16 milik Turki menembaki pesawat Rusia itu.

Akan tetapi, salah satu pilot Rusia yang selamat mengatakan dirinya tidak mendapat peringatan sama sekali, baik melalui radio maupun secara visual.

Atas kejadian itu, Rusia akan memberikan sanksi kepada Turki. Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev berkata fokus sanksi ada pada "pembatasan atau pelarangan" kepentingan ekonomi Turki di Rusia serta "pembatasan pasokan" produk, termasuk makanan.

Sektor yang akan terpengaruh, kata Medvedev, adalah pariwisata, transportasi, perdagangan, tenaga kerja, bea cukai, dan "hubungan kemanusiaan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com