Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Barat Jadi Target Serangan Teroris di Hotel Mewah di Mali

Kompas.com - 21/11/2015, 07:26 WIB

Monique Kouame Affoue Ekonde, seorang tamu dari Pantai Gading, mengatakan bahwa dia melarikan diri dari gedung, dikawal aparat keamanan, saat  orang-orang bersenjata bergegas "ke lantai kelima atau keenam". Dia menambahkan, "Saya pikir mereka masih ada di sana. Saya sudah meninggalkan hotel dan saya tidak tahu ke mana harus pergi. Saya lelah dan dalam keadaan syok."

Salah seorang tamu hotel itu mengatakan kepada France 24, sebuah saluran televisi satelit, bahwa ia muncul dari kamarnya dan menemukan mayat di lobi. "Kami dievakuasi, ada banyak orang di dalam hotel ketika itu, saya melihat mayat di lobi," katanya. "Saya bersembunyi di kamar saya dan ada yang mengetuk di pintu saya dan mengatakan pasukan keamanan telah tiba dan penyanderaan berakhir."

Empat warga Belgia terdaftar seabgai tamu di hotel itu dan satu orang, Geoffrey Dieudonne, diketahui telah tewas. Dia merupakan seorang pegawai pemerintah Belgia yang mengunjungi Mali untuk membantu melatih pegawai negeri negara itu.

Salah seorang tamu yang berhasil melarikan diri, Sekouba Diabate, penyanyi dari Guinea, mengatakan bahwa para penyerang berbicara bahasa Inggris aksen Nigeria di antara mereka. "Saya mendengar mereka mengatakan dalam bahasa Inggris, 'Apakah kamu sudah mengisi itu?", 'Mari kita pergi'," kata Diabate seperti dikutip kantor berita Reuters.

Beberapa militan berbahasa Inggris dari kelompok Boko Haram, sebuah kelompok teroris Nigeria, diketahui telah melakukan perjalanan ke Mali untuk bergabung dengan jaringan Al-Qaeda di negara itu.

Jumlah orang bersenjata itu paling banyak 10 orang. Namun seorang saksi mata lain yang dihubungi Daily Telegraph membenarkan perkiraan Salim bahwa tiga penyerang telah memasuki hotel itu pada pukul 07.00. Mungkin saja bahwa ada orang lain telah menyusup ke dalam lebih awal. "Beberapa mungkin sudah berada di sana sebelum tiga yang kami ketahui itu," katanya.

Tembakan menggema di hotel dan lingkungan sekitar selama berjam-jam. Namun menjelang sore, pertempuran mereda dan televisi pemerintah Mali merasa cukup percaya diri untuk menyiarkan tayangan dari dalam Radisson. Tanyangan menunjukkan tentara Mali berada di lobi, di mana mayat yang tergeletak ditutupi selimut.

Setidaknya dua dari orang-orang bersenjata itu dilaporkan tewas, tetapi pihak berwenang menolak mengatakan bahwa insiden itu telah berakhir. Mereka menjelaskan bahwa pasukan keamanan masih terlibat dalam membersihkan hotel dan memeriksa setiap kamar.

Dua kelompok afiliasi Al Qaeda mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Satu yang dipimpin Mokhtar Belmokhtar, seorang komandan dari Aljazair yang telah dilaporkan tewas pada beberapa kesempatan sebelumnya.

Al Qaeda di Maghrebi Islam atau AQIM mengendalikan tiga wilayah di Mali utara, yaitu Timbuktu, Gao dan Kidal, hingga terjadi intervensi militer Perancis pada Januari 2013. Operasi itu membuat AQIM mengalami pukulan berat, tetapi serangan teroris tetap menjadi hal lumrah di Mali, termasuk di Bamako di mana granat tangan dilemparkan ke sebuah bar yang ramai pengunjung pada Maret. Lima orang tewas ketika itu.

Semalam, dua orang bersenjata yang masih hidup diyakini masih bertahan di lantai atas hotel, tetapi tanpa sandera. Seorang juru bicara pemerintah mengatakan,  "Mereka sendirian dengan pasukan khusus Mali yang mencoba untuk menyingkirkan mereka."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com