Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan Deportasi 11 Juta Imigran Ilegal, Trump Dikecam Rival

Kompas.com - 11/11/2015, 20:22 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis

Sumber Politico
MILWAUKEE, KOMPAS.com — Setelah lebih banyak diam dalam debat sebelumnya, Donald Trump kembali ke wujud agresifnya pada debat keempat capres Partai Republik yang digelar oleh Fox Business Network/The Wall Street Journal, Rabu (11/11/2015) pagi waktu Indonesia.

Taipan real estate itu bereaksi keras ketika posisi politiknya mengenai isu imigrasi dikritik pedas oleh rivalnya.

Gubernur Ohio John Kasich mengecam rencana Trump mendeportasi 11 juta imigran ilegal di Amerika sebagai ide yang tidak masuk akal.

Kasich menilai, Trump hanyalah sosok yang banyak bicara dengan janji-janji yang tidak akan dapat dipenuhi.

"Mari Saudara-saudara, kita semua tahu tidak mungkin untuk mengangkut semua imigran itu dan menendang mereka keluar begitu saja dari Amerika. Itu ide konyol, bukan argumen seorang politisi yang sudah dewasa," kata Kasich menyerang Trump.

Tentu saja Trump tidak tinggal diam begitu saja. "Kamu beruntung di Ohio ada banyak minyak." (Trump menyindir kesuksesan ekonomi Ohio karena faktor minyak yang berlimpah bukan karena kinerja Kasich).

Trump kemudian menggunakan contoh Operasi Wetback yang merupakan operasi pendeportasian imigran ilegal pada tahun 1950-an oleh Presiden Dwight Eisenhower.

"Eisenhower, kita semua tahu presiden yang kompeten dan dia mendeportasi 1,5 juta imigran ilegal." 

Trump memuji kebijakan itu sambil kembali menekankan bahwa rencana deportasinya bukanlah tidak mungkin.

Bukan hanya Kasich yang mengecam ide imigrasi Trump. Mantan Gubernur Florida Jeb Bush juga menolak usulan Trump.

"Mendeportasi 11 juta orang itu tidaklah mungkin dan itu tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya Amerika. Bahkan, pembahasan isu ini hanya akan membuat rival Demokrat Hillary Clinton tertawa senang sambil high five." 

Untungkan Demokrat

Jeb mengkritik bahwa posisi radikal Trump hanya akan menguntungkan Hillary pada pemilihan umum November 2016.

Donald Trump memang menuai kontroversi dengan retorik imigrasinya yang sangat radikal. Kebanyakan imigran ilegal adalah kaum Hispanik.

Banyak Republiken yang cemas dengan retorik Trump karena demografi pemilih Hispanik semakin meningkat dan akan memegang kunci apakah capres Republik bisa kembali menghuni Gedung Putih.

Sejauh ini, Partai Republik kesulitan untuk menarik hati pemilih Hispanik untuk memilih mereka. Konstituen Hispanik dikenal loyal terhadap Partai Demokrat dan menjadi kunci utama kemenangan Presiden Barack Obama pada Pemilu 2008 dan 2012.

Dianalisis akan sangat sulit bagi capres Republik untuk memenangi pilpres jika hanya mengandalkan suara pemilih kulit putih.

George W Bush, Presiden terakhir dari Partai Republik, berhasil memenangi 35 dan 40 persen suara Hispanik yang dianalisis berkontribusi penting mengantarkannya ke kursi presiden.

Sebaliknya, capres Republik pada tahun 2012, Mitt Romney, hanya mampu menggaet 27 persen suara pemilih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Politico
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com