Kolonel Jenderal Viktor Bondarev mengatakan dalam wawancara dengan surat kabar Komsomolskaya Pravda bahwa jet Rusia berisiko diserang atau dibajak selama menjalankan misi mereka.
Serangan udara Rusia diamati dengan cermat oleh pihak lain yang beroperasi di wilayah itu, terutama Amerika Serikat, yang telah memimpin koalisi sejumlah negara membom militan ISIS selama lebih dari satu tahun.
Diplomat AS mengatakan, Rabu (4/11/2015) bahwa 85 sampai 90 persen serangan udara Rusia di Suriah telah menghantam pemberontak Suriah yang moderat dan bukan kelompok ISIS. Asisten Menteri Luar Negeri Anne Patterson dan Victoria Nuland memberi penilaian itu dalam pernyataan di hadapan Komite Urusan Luar Negeri DPR.
Secara terpisah, juru bicara Departemen Pertahanan AS Kolonel Steve Warren mengatakan kepada wartawan bahwa serangan udara Rusia yang menyasar ISIS di Suriah kurang dari 10 persen.
Diplomat dan pejabat militer Rusia bersikeras mengatakan, serangan udara ditujukan pada ekstremis Negara Islam. Tetapi klaim itu diperdebatkan oleh AS dan pihak-pihak lain yang mengatakan Rusia terlalu sering mengebom pejuang oposisi Suriah yang tidak memiliki hubungan dengan atau setia kepada militan ISIS.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.