Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Afganistan Tiba-tiba Jadi Negara Aman?

Kompas.com - 29/10/2015, 19:12 WIB
AFGANISTAN, KOMPAS.com — Berita menakutkan yang kini beredar yakni Jerman akan mengusir massal pengungsi yang ditolak permohonan suakanya. Sekitar 7.200 pengungsi asal Afganistan termasuk di antaranya karena tokoh politik di Jerman kini mengategorikan Afganistan sebagai negara aman.

Memang harus diakui, ada yang memohon suaka tanpa benar-benar terancam bahaya maut, dan hanya sekadar untuk memperbaiki taraf ekonomi. Namun, siapa pun tahu, tanpa bimbang dan ragu, bahwa bahaya maut mengancam di Afganistan.

Orang tidak perlu jadi aktivis politik atau pekerja LSM yang dibiayai luar negeri untuk jadi target pembunuhan. Seorang perempuan yang kuliah saja sudah cukup jadi alasan menumpahkan darah.

Tentu saja politik Jerman juga tahu situasinya. Tetapi, arah dari pengetatan hak bermukim di Jerman tidak memandang masalah etnis, tetapi murni masalah logistik dan administratif.

Menghadapi tekanan arus pengungsi, Jerman sudah kewalahan. Solusi, juga yang paling drastis, jadi makin populer. Dengan latar belakang ini, kelihatannya jadi logis untuk menetapkan negara yang berbahaya, seperti Afganistan, menjadi kawasan yang "relatif" aman. Agar dengan tenang, pengungsi dapat dideportasi.

Pertanyaannya, di mana kawasan "relatif" aman itu? Taliban menguasai hampir seluruh Afganistan. Kini hanya tinggal noktah kecil yang bisa dianggap "relatif aman".

Kunduz, kota yang bekas markas tentara Jerman dalam penugasan ISAF, dulu dapat dianggap "relatif" aman. Tetapi, baru-baru ini dalam tempo singkat bisa jatuh ke tangan Taliban.

Ibu kota Kabul? Bahkan di zona keamanan paling ketat sekalipun, seperti gedung parlemen dan hotel mewah Serena, terbukti Taliban bisa beraksi lancarkan serangan pembunuhan.

Bahkan secara resmi Menteri Urusan Pengungsi Sayyed Hussain Alemi Balkhi mengatakan dalam wawancara dengan DW, Eropa harus memperhatikan situasi di Afganistan, dan jangan sekali-kali mengusir pulang pengungsi ke Afganistan.

Ini ibaratnya pengakuan bangkrut dari pemerintah di Kabul. Tetapi, di balik itu, juga terdapat tudingan terhadap Barat, yang bersalah memicu situasi semacam ini. Sebab, Barat tidak menepati janjinya untuk memberikan dana bantuan serta pembangunan.

Singkatnya, Afganistan tetap berstatus berbahaya, maut mengancam di mana-mana, sulit diprediksi, dan di segala lini aparat tidak berfungsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com