Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Pemicu Aksi Kekerasan Terbaru Israel-Palestina?

Kompas.com - 22/10/2015, 10:57 WIB

Saltan yakin Palestina sudah lama mencari alasan untuk melakukan pergolakan atau intifada lagi.

"Isu tempat suci ini mudah untuk dijual oleh Palestina ... sesuatu yang mengandung elemen keagamaan, sehingga mendapat simpati dari umat Muslim di seluruh dunia," ujarnya.

Tanggapan Berlebihan Israel

Sari Bashi, direktur lembaga "Human Rights Watch" untuk Israel/Palestina, melihat kekerasan saat ini sebagai konsekuensi alami dari konflik yang terlalu lama tidak terselesaikan. Ia khawatir respons berlebihan oleh Israel hanya akan memperparah ketegangan.

“Saya pikir serangan-serangan terhadap warga Israel memang menjadi tantangan bagi polisi Israel. Tetapi kebijakan yang baru-baru ini disahkan kabinet Israel tidak sesuai hukum dan tidak bijaksana," kata Bashi.

Kabinet Israel setuju untuk menambah jumlah polisi di banyak kota serta mendirikan pos-pos keamanan di antara kawasan perumahan orang Arab dan Israel di Jerusalem timur. Israel juga akan mengerahkan tentara non-tempur untuk membantu polisi di Israel, Tepi Barat, dan di sepanjang tembok Gaza.

PM Netanyahu juga setuju mencabut izin tinggal warga Palestina di Jerusalem yang melakukan aksi serangan.

"Kebijakan yang menganggap semua orang Palestina sebagai tersangka tidak sesuai dengan kewajiban Israel menurut hukum internasional," kata Bashi.

"Mengingat sejarah adanya ketidakpercayaan antara polisi dan warga Palestina di Jerusalem Timur, kebijakan terbaru Israel ini bukanlah sebuah kebijakan yang bijaksana," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com