Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Kecam Pejabat Indonesia soal Kabut Asap

Kompas.com - 25/09/2015, 15:26 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com — Singapura mengecam pernyataan "mengejutkan" sejumlah pejabat Indonesia terkait krisis kabut asap saat negara kota itu menutup semua sekolah dan mendistribusikan masker pelindung wajah, Jumat (25/9/2015). Penutupan sekolah dan pembagian masker itu merupakan langkah darurat setelah indeks polusi udara melonjak ke level yang berbahaya.

Singapura telah diselimuti kabut asap yang berasal dari pembakaran lahan di Sumatera dan ditiup angin ke negara kota itu selama sekitar tiga minggu terakhir. Kondisi kabut asap kali ini merupakan yang terburuk sejak pertengahan 2013. Krisis kabut asap melanda negara itu  hampir setiap tahun saat musim kemarau.

Penutupan sekolah dasar dan sekolah menengah serta taman kanak-kanak yang dikelola pemerintah karena masalah kabut asap belum pernah terjadi sebelumnya, demikian lapor harian Straits Times saat indeks kualitas udara melonjak di atas 300, sebuah level yang dianggap "berbahaya".

Saat indeks polusi naik, emosi pun ikut naik. Menteri Luar Negeri Singapura K Shanmugam mengecam beberapa pejabat Indonesia yang menurut dia telah membuat komentar tak pantas tentang masalah tersebut.

"(Walau Jakarta mengatakan bahwa pihaknya tengah mengambil langkah-langkah untuk menangani masalah itu), pada saat yang sama, kita mendengar beberapa pernyataan mengejutkan, di level pejabat senior, dari Indonesia, yang tidak memedulikan rakyat kita, dan rakyat mereka sendiri," kata Shanmugam dalam sebuah posting-an di Facebook pada Kamis malam.

"Bagaimana mungkin pejabat senior pemerintahan mengeluarkan pernyataan seperti itu, tanpa memedulikan rakyat mereka sendiri, atau kita, dan tanpa rasa malu atau rasa tanggung jawab?" kata dia.

Shanmugam tidak mengidentifikasi para pejabat yang dikecamnya. Namun, Wakil Presiden Jusuf Kalla telah membuat sejumlah komentar dalam beberapa pekan terakhir dengan mengulangi komentar yang dia lontarkan pada Maret bahwa para tetangga Indonesia harus bersyukur terhadap kualitas udara baik yang mereka nikmati selama hampir sepanjang tahun.

"Selama 11 bulan, mereka menikmati udara bersih dari Indonesia, dan mereka tidak pernah mengucapkan terima kasih kepada kita," kata Kalla saat itu.

Ari Dwipayana dari Tim Komunikasi Presiden Joko Widodo menolak untuk mengomentari pernyataan Shanmugam itu. Namun, dia mengatakan, para tetangga Indonesia juga mesti melihat upaya Jakarta untuk mengatasi kebakaran. "Presiden telah menyatakan bahwa semua kekuatan telah dikerahkan, kita akan all out untuk memadamkan api dengan bom air dan modifikasi cuaca," katanya kepada AFP.

"Presiden juga langsung mengunjungi wilayah yang terkena dampak, dan ini menunjukkan betapa seriusnya kita dalam menangani kebakaran hutan dan kabut asap," kata Ari. Dia merujuk pada kunjungan Joko Widodo ke daerah yang terkena kabut asap di Kalimantan.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan bahwa kantor-kantor akan tetap buka pada Jumat, tetapi masker wajah akan didistribusikan di pusat-pusat komunitas di seluruh pulau untuk warga miskin dan lansia.

Lee mengatakan, Singapura telah menawarkan bantuan kepada Indonesia untuk memadamkan api. "(Kami juga) meminta mereka berbagi soal identitas perusahaan yang bertanggung jawab dalam menyebabkan kebakaran."

Pemerintah Indonesia sebelumnya mengatakan, sejumlah perusahaan yang berbasis di Singapura termasuk di antara mereka yang bertanggung jawab atas kebakaran di Kalimantan dan Sumatera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com