Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Segera Dilantik Jadi PM Australia, Turnbull Dianggap Mengejutkan

Kompas.com - 14/09/2015, 20:58 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis

CANBERRA, KOMPAS.com — Malcolm Turnbull menjadi Perdana Menteri Australia yang baru, setelah mendepak Tony Abbott dari pimpinan Partai Liberal, partai yang berkuasa di Negeri Kanguru itu. Turnbull yang sebelumnya merupakan Menteri Komunikasi akan disumpah paling cepat besok, Selasa (15/9/2015).

Tidak sedikit yang dikejutkan oleh “kudeta” tersebut. Banyak anggota parlemen Australia yang yakin pemungutan suara akan digelar, tetapi tidak secepat ini.

ABC telah berbicara dengan delapan orang anggota kabinet Pemerintah PM Abbott. Enam di antaranya meyakini Abbott akan menghadapi pemungutan suara internal, paling cepat setelah hasil pemilu sela di daerah pemilihan Canning, Australia Barat, akhir pekan ini.

Bagi Turnbull, kemenangan ini adalah "pembalasan" atas didepaknya dia oleh Abbott, musuh politik bebuyutannya selama enam tahun silam. Politisi berusia 60 ini pernah memimpin Partai Liberal dan menjadi pemimpin oposisi dari 2008-2009. Abbott kemudian menjungkalkannya dengan kemenangan satu suara.

Ketika itu Abbott mengecam Turnbull yang dinilainya kurang konservatif dengan mendukung kebijakan pengurangan polusi karbon.

Sumber Partai Liberal sendiri menyebut bahwa Turnbull telah secara diam-diam mempersiapkan diri untuk menggulingkan Abbott dalam dua tahun terakhir. Namun, dia telah berkali-kali membantah isu itu dan menegaskan loyalitasnya.

Posisi Abbott yang memimpin Partai Liberal meraih kemenangan telak pada pemilu 2013 sudah terancam sejak lama. Bulan madu kepemimpinannya tidak bertahan lama. Abbott didesak untuk mengundurkan diri setelah gagal menjanjikan perubahan.

"Dia (Abbott) mengatakan, 'Beri aku enam bulan'. Sekarang dia sudah mendapatkan tenggat waktu enam bulan itu dan kondisinya berubah dari buruk menjadi lebih parah. Dia seharusnya mengundurkan diri saja," kata salah satu menteri.

Banyak yang menilai kemenangan Abbott sebagai perdana menteri karena faktor keberuntungan. Konflik kepemimpinan yang melanda Partai Buruh antara dua mantan perdana menteri, yaitu Kevin Rudd dan Julia Gillard, dinilai menjadi faktor utama mengapa rakyat Australia memilih Abbott yang tidak pernah populer sebagai politisi.

Dengan perubahan politik ini, Malcolm Turnbull akan menjadi perdana menteri kelima Australia dalam delapan tahun terakhir. Politik Negeri Kanguru sepanjang periode ini ditandai dengan instabilitas politik dan konflik kepemimpinan yang membelit partai berkuasa.

Abbott menjadi perdana menteri ketiga yang digulingkan oleh partainya sendiri, setelah Kevin Rudd pada tahun 2010 dan Julia Gillard pada tahun 2013. Politik Australia terkenal dengan kebrutalannya di mana anggota partai tidak akan segan-segan “mengudeta” pemimpin partai atau perdana menteri yang dinilai tidak becus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com