Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Perbesar Peluang Tinggal di Jerman, Para Migran Timteng Ganti Agama

Kompas.com - 06/09/2015, 01:09 WIB

Warga Suriah pasti diterima

Contoh lain adalah Vesam Heydari, yang juga asal Iran. Awalnya dia mencoba meminta suaka di Norwegia dan menjadi beragama Kristen sejak 2009. Namun, permohonannya untuk tinggal di Norwegia ditolak karena pemerintah negeri itu tak percaya bahwa Vesam akan mengalami penindasan di Iran hanya karena dia beragama Kristen.

Ditolak di Norwegia, Vesam pindah ke Jerman untuk mendapatkan status pengungsi, dan hingga kini masih menunggu keputusan pemerintah Jerman. Dia mengkritik banyaknya pengungsi Iran yang menjadi Kristen karena akan mempersulit peluangnya.

"Sebagian besar orang Iran di sini berganti agama bukan karena masalah kepercayaan. Mereka hanya ingin tinggal di Jerman," ujar Vesam.

Di sisi lain, banjir umat baru ini membuat para pemuka agama, seperti Gottfried Martens, tersenyum karena beberapa tahun belakangan banyak gereja di Jerman terus kehilangan umatnya.

Sebagai contoh, jumlah umat gereja yang dikelola Marten dalam dua tahun terakhir terus menyusut hingga hanya tersisa 150 orang. Nah, dengan kedatangan para pengungsi, umat Martin langsung meningkat menjadi 600 orang.

Komunitas Kristen lain di Jerman, seperti Gereja Lutheran di Hannover dan Rhineland, juga dikabarkan mengalami peningkatan jumlah umat, setelah banyak pengungsi Iran memeluk Kristen dalam beberapa waktu terakhir.

Jerman saat ini sedang menghadapi banjir gelombang pengungsi yang di luar dugaan. Hingga akhir tahun ini, diperkirakan, 800.000 pengungsi dari Timur Tengah, Afrika, dan Asia akan "menyerbu" Jerman.

Saat ini, yang dipastikan mendapatkan suaka di Jerman adalah warga Suriah yang negaranya diamuk perang. Sementara itu, bagi warga Iran dan Afganistan yang situasi negaranya jauh lebih stabil, peluang mereka untuk tinggal di Jerman tak terlalu bagus.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com