Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Hungaria Kembali Bentrok dengan Para Migran

Kompas.com - 04/09/2015, 07:45 WIB
BUDAPEST, KOMPAS.com - Dorong-mendorong antara polisi Hungaria dan para migran yang memadati stasiun kereta di Budapest berubah menjadi perkelahian hari Kamis (3/9/2015).

Para migran yang berusaha mencapai Eropa Barat menolak untuk meninggalkan kereta api ketika akan dibawa ke kamp tahanan hari Kamis, kemudian bentrok dengan polisi Hungaria yang berusaha mengeluarkan mereka dari kereta api itu.

Polisi menghentikan kereta yang penuh sesak menuju perbatasan Austria dan memerintahkan semua pengungsi meninggalkan kereta dan pergi ke pusat penerimaan migran di dekatnya.

Banyak keluarga di kereta mengatakan mereka melarikan diri dari perang saudara di Suriah, dan berusaha untuk mencapai tempat yang aman di Eropa.

Perintah polisi untuk meninggalkan kereta itu tidak dapat dipahami banyak keluarga pengungsi, kata para saksi. Beberapa migran turun ke rel kereta api dan berbaring di rel kereta, sementara yang lain mencoba melarikan diri dengan berjalan kaki.

Kelompok-kelompok orang asing itu meneriakkan kata-kata dalam bahasa Arab: "Kami tidak mau tinggal di kamp dan "Kami tidak akan pergi dari sini!"

Dorong-mendorong antara polisi dan migran berubah menjadi perkelahian, kata para saksi mata, dan pihak berwenang Hongaria kemudian melarang wartawan berada tempat kejadian di kota Bicske, sekitar 40 kilometer dari Budapest.

Para migran di atas kereta, banyak yang miskin dan lapar, hanya bagian kecil dari arus pengungsi sebanyak 500.000 orang yang menuju Eropa, menurut Ketua Parlemen Eropa, Martin Schulz. Secara keseluruhan, arus pengungsi tahun ini dari Suriah dan negara-negara Timur Tengah lainnya, Afrika dan Asia dianggap sebagai perpindahan penduduk terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Martin Schulz mengatakan, negara-negara anggota Uni Eropa, dengan jumlah populasi lebih dari 500 juta orang, bisa menampung sejumlah besar pengungsi tanpa masalah, asalkan para pengungsi itu tidak terpusat hanya di beberapa negara saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com