Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejar Pelaku Bom Bangkok, Polisi Cari Pria Berpaspor Turki

Kompas.com - 23/08/2015, 07:39 WIB

BANGKOK, KOMPAS.com — Dalam upaya mengejar pelaku pengeboman di dekat Kuil Erawan, Bangkok, kepolisian Thailand tampaknya kini fokus untuk mencari seorang pria berpaspor Turki. Demikian dikabarkan sejumlah media, Sabtu (22/8/2015).

Polisi dikabarkan menunjukkan paspor Turki itu saat menanyai pegawai sebuah hotel dan beberapa pengemudi ojek. Namun, polisi juga mengantisipasi jika paspor Turki tersebut ternyata adalah paspor palsu.

Polisi telah mendatangi sejumlah hotel murah dan apartemen sewaan di pusat kota Bangkok yang diketahui banyak dihuni penduduk Muslim lokal dan asing. Dari hasil penelusuran harian The Telegraph, polisi kemudian menanyai para pegawai hotel, memeriksa catatan para tamu dan rekaman kamera CCTV.

Seorang pengurus masjid setempat mengatakan, polisi menunjukkan sketsa wajah tersangka yang digambarkan polisi sebagai pria Timur Tengah atau Kaukasia. "Pria itu tak pernah mampir ke masjid kami," ujar si pengurus seperti dikutip The Telegraph.

Seorang resepsionis di sebuah hotel yang menyewakan kamar per jam mengatakan, polisi menunjukkan salinan paspor yang disebut adalah milik seorang pria Turki.

"Saya tak pernah melihat pria dalam foto itu. Saya sudah bekerja di sini selama lima tahun dan selalu bertugas siang hari. Jika pria itu keluar, saya akan mengenalinya," kata Suthira Rompirom, staf Hotel Niagara.

Namun, para pengemudi ojek yang mangkal di dekat hotel tersebut yakin pernah mengantarkan pria tersebut beberapa bulan lalu. Mereka juga mengatakan diperlihatkan paspor Turki oleh polisi saat ditanyai.

Beberapa hari lalu, polisi menerbitkan sketsa wajah tersangka pelaku pengeboman Kuil Erawan yang menewaskan 20 orang. Tak lama sesudahnya, pengadilan mengeluarkan surat perintah penahanan untuk warga asing yang diduga terlibat dalam tragedi tersebut.

Sejauh ini, misteri masih menyelubungi motif dan dalang serangan tersebut. Kepolisian Thailand menduga pelaku adalah warga asing, sementara junta militer menyebut pelaku tak terkait organisasi teroris internasional.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com