"Hari ini ada seorang tersangka yang terlihat dalam CCTV, tetapi tidak jelas .... Kami sedang mencari orang ini," kata Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha. Dia menambahkan bahwa dirinya yakin tersangka berasal dari "kelompok anti-pemerintah yang berbasis di Thailand timur laut". Daerah timur laut itu merupakan basis kelompok Kaus Merah yang anti-pemerintah.
Sejak tahun 2006, Bangkok telah mengalami serangkaian kekerasan bernuansa politik yang mematikan. Sejak itu, kudeta sudah terjadi dua kali. Namun, pertumpahan darah jarang melibatkan warga asing sebagai korban, hingga akhirnya bom meledak pada Senin kemarin.
Kudeta terakhir pada tahun 2014 menggulingkan pemerintahan Yingluck Shinawatra yang naik ke tampuk kekuasaan melalui proses pemilihan umum. Yingluck digulingkan setelah demonstrasi jalanan berlangsung berbulan-bulan.
Thailand juga tengah memerangi pemberontakan di sejumlah provinsi berpenduduk mayoritas Muslim di selatan yang berbatasan dengan Malaysia. Pemberontakan yang telah berlangsung lama itu menyebabkan lebih dari 6.400 orang tewas, sebagian besar warga sipil.
Komentar Prayut menyebabkan penyelidikan bergeser ke kelompok anti-pemerintah yang setia kepada keluarga Shinawatra yang digulingkan itu, ketimbang terhadap kelompok militan di selatan.
Kelompok Kaus Merah merupakan sebuah jaringan akar rumput dari daerah pedesaan dan kaum miskin kota, terutama dari timur laut negara itu, yang mendukung Yingluck dan kakaknya, Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, yang sudah lebih dulu terguling.
Pihak berwenang telah menyalahkan mereka atas serangkaian ledakan kecil di Bangkok pada awal tahun ini. Namun, pemimpin kelompok itu membantah keras tuduhan tersebut. Kelompok itu awalnya dituduh pihak berwenang sebagai pelaku sebuah ledakan bom mobil di pulau resor Koh Samui pada awal tahun ini. Namun, polisi kemudian terpaksa menarik tuduhan itu, dan kemudian menyalahkan pemberontak di selatan terkait serangan tersebut.
Walau kaum garis keras dalam Kaus Merah diketahui telah melancarkan serangan terhadap pasukan keamanan atau gedung-gedung pemerintah, mereka belum pernah melakukan pengeboman dengan korban massal. Gerilyawan di Thailand selatan juga tidak pernah menyasar orang asing, dan biasanya melakukan serangan di tiga provinsi mayoritas Muslim di selatan saja.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.