Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Kali Pertama sejak Bencana Fukushima, Jepang Hidupkan Kembali PLTN

Kompas.com - 11/08/2015, 15:56 WIB

TOKYO, KOMPAS.com — Untuk kali pertama sejak gempa dan tsunami di Fukushima pada 2011, Jepang menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga nuklir yang dibarengi dengan aturan keselamatan baru.

Perusahaan Listrik Kyushu (Kyushu Electric) menyatakan, reaktor nuklir di Sendai akan beroperasi kembali pada Selasa (11/8/2015) pukul 10.30 waktu setempat.

Reaktor tersebut diperkirakan mulai menghasilkan listrik pada Jumat (14/8/2015), dan mencapai kapasitas optimal pada bulan depan.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan, reaktor nuklir dihidupkan kembali setelah melalui "prosedur keselamatan paling pelik sedunia".

"Saya ingin Kyushu Electric menempatkan keselamatan sebagai yang utama, dan mengambil langkah kewaspadaan saat menghidupkan (reaktor) kembali," kata Abe.

Semua pembangkit listrik tenaga nuklir telah dimatikan sejak bencana gempa dan tsunami pada 2011 mengakibatkan kebocoran radioaktif pada PLTN Fukushima.

Namun, Pemerintah Jepang mengatakan bahwa mereka memerlukan tenaga nuklir untuk memangkas biaya impor energi sekaligus mengurangi emisi CO2.

Dukungan pemerintah terhadap energi nuklir membuat sejumlah perusahaan listrik mengajukan langkah menghidupkan kembali 25 PLTN, meski mendapat tentangan publik.

Sistem keselamatan

Wartawan BBC di Tokyo, Rupert Wingfield-Hayes, melaporkan, pengoperasian PLTN Sendai dibarengi dengan pemasangan sistem keselamatan baru senilai 100 juta dollar AS atau setara dengan Rp 1,35 triliun.

Pengoperasian reaktor nuklir, yang dijalankan dengan menerapkan sistem keselamatan baru, disetujui oleh Badan Regulasi Nuklir Jepang pada September 2014. Menurut rencana, langkah ini akan ditiru untuk reaktor nuklir kedua yang dijadwalkan beroperasi pada Oktober mendatang.

Meski demikian, sejumlah pakar memperingatkan bahwa reaktor nuklir yang tidak bekerja selama bertahun-tahun akan mengalami masalah ketika dioperasikan kembali.

Di sisi lain, para warga setempat khawatir pengoperasian pembangkit listrik tenaga nuklir akan mendatangkan ancaman bahaya. Oleh karena itu, mereka melancarkan aksi demonstrasi di depan PLTN Sendai selama beberapa hari.

Di antara massa demonstran terdapat Naoto Kan, Perdana Menteri Jepang yang menjabat sewaktu krisis Fukushima terjadi. Dia mengatakan kepada massa, "Kami tidak perlu pembangkit listrik tenaga nuklir."

Naoto Kan beralasan, bencana Fukushima telah menyingkap mitos tenaga nuklir yang aman dan murah. Sebaliknya, kata dia, PLTN berbahaya dan mahal.

Sedikitnya 16.000 orang meninggal dan lebih dari 2.500 lainnya dinyatakan hilang ketika gempa dan tsunami melanda pesisir Jepang pada Maret 2011. Kendati demikian, semua korban tewas tak ada yang terkait langsung dengan kebocoran radioaktif di PLTN Fukushima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com