Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KBRI Australia Gelar Wayang Kulit dalam Bahasa Inggris

Kompas.com - 10/08/2015, 17:30 WIB

CANBERRA, KOMPAS.com – Kedutaan Besar Indonesia di Canberra, Australia, Minggu (9/8/2015) sore, menggelar sebuah pagelaran  wayang kulit dengan lakon Gugurnya Gatotkaca yang disuguhkan dalam Bahasa Inggris.

Alhasil, para tetamu yang terdiri atas para pejabat tinggi Australia dan sejumlah duta besar antara lain dari Belanda, negara-negara ASEAN, Meksiko dan Vanuatu tak hanya terpukau dengan aksi dinamis sang dalang memainkan wayang-wayangnya namun juga bisa memahami kisah heroik ini.

Kisah heroik Gatotkaca itu ternyata mampu menarik minat para tamu undangan yang datang menembus udara dingin Canberra yang saat itu bersuhu sekitar 6 derajat Celcius. Tak hanya itu, beberapa warga Australia yang tinggal cukup jauh dari Canberra –beberapa dari mareka harus menempuh perjalanan darat 8 jam- rela datang ke Balai Kartini KBRI untuk menyaksikan pagelaran ini.

Meski kisah yang diangkat sama dengan pagelaran wayang di Indonesia. Namun, di Canberra yang disajikan adalah versi singkat kisah ini yaitu hanya delapan jam. Di Indonesia, wayang kulit biasanya digelar semalam suntuk atau sekitar 8 jam.

Terkait penggunaan Bahasa Inggris untuk pagelaran kali ini, KBRI Canberra ingin membidik warga Australia dan warga negara lainnya agar mudah memahami budaya Indonesia, khususnya wayang kulit. Pagelaran ini juga dihelat sebagai bagian dari rangkaian kegiatan peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-70.

“Wayang Kulit merupakan salah satu warisan kesenian dan budaya Indonesia kelas dunia yang masuk dalam daftar warisan budaya dunia UNESCO sejak tahun 2003,” kata Dubes Indonesia Australia, Nadjib Riphat Kesoema, saat membuka pagelaran itu.

“Acara ini selain untuk memperkenalkan wayang kulit ke publik Australia, juga sebagai upaya untuk melestarikan kesenian Nusantara yang sudah berumur hingga 1.000 tahun ini, di mancanegara,” tambah Nadjib.

Dalang yang mementaskan kisah Gugurnya Gatotkaca ini adalah Dr Joko Susilo. Dia adalah dalang keturunan asli Indonesia yang telah lama malang-melintang di dunia pewayangan di Selandia Baru dan Australia.

Joko Susilo, yang juga adalah dosen di Universitas Otago, Selandia Baru, khusus terbang dari ke Australia beraksi di hadapan 300 orang undangan. Dengan kepiawaiannya, Joko Susilo sukses menceritakan kisah heroik Gatotkaca itu dengan dibalut kisah jenaka sehingga membuat para penonton tertawa lepas.

Dalam pementasan ini Joko Susilo didampingi Kelompok Gamelan Ngesti Budoyo, Canberra yang anggotanya merupakan warga Australia pecinta budaya Indonesia. Mereka memainkan dengan apik gamelan Jawa dan juga bersinden.

“Untuk menyukseskan acara malam hari ini, sejak dua minggu lalu, kami berlatih setiap hari selama tiga jam,” ujar Soegito Hardjodikoro, pelatih gamelan, yang sudah tinggal di Canberra selama hampir 40 tahun.

KBRI Canberra memfasilitasi warga Australia untuk belajar gamelan, melalui program Rumah Budaya Indonesia dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sekali seminggu, warga Canberra datang ke KBRI Canberra belajar gamelan Jawa dan gamelan Bali.

Pagelaran wayang kulit ini mendapatkan apresiasi dari Project Officer National Gallery Australia, Edie Young yang sudah lama menggemari kebudayaan wayang dari Indonesia.

“Wayang adalah kombinasi indah antara musik dan drama. Wayang membangun sebuah atmosfer magis dan saya sangat menyukai sentuhan humor yang ada dalam pagelaran wayang ini,” ujar Edie.

Edie menambahkan, banyak anak muda Australia yang mengenal wayang karena di berbagai sekolah Australia, terdapat mata pendidikan yang memperkenalkan budaya Indonesia melalui school tour ke KBRI. “Dan hal ini membangun kesadaran anak-anak Australia sedari dini mengenai budaya Indonesia,” ujarnya.

Program promosi budaya seperti pagelaran wayang merupakan wujud diplomasi paling efektif dan nyata dalam meningkatkan hubungan warga kedua negara. Selain itu, dapat mendorong peningkatan kunjungan wisawatan asal Australia ke Indonesia hingga sampai 2 juta turis pada 2015.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com