Sebelumnya, pasangan ini mendatangi kantor catatan sipil di Manila. Selain untuk mencoba mendapatkan surat nikah, juga untuk meningkatkan pemahaman warga terhadap hak-hak kelompok gay.
"Kami ditolak, tetapi setidaknya kami sudah mencoba. Kami mengira akan ada keajaiban dan permohonan kami dikabulkan," kata Maria Arlyn Ibanez (33).
Setelah instansi pemerintah menolak permintaan mereka, Ibanez dan Agbayani langsung mengibarkan bendera berwarna pelangi dengan tulisan "Kami ditolak" tertera di atasnya.
Namun, Ibanez menegaskan, penolakan ini tak akan menghentikan upaya dirinya dan pasangannya mengambil bagian dalam sebuah upacara "pernikahan" yang rencananya digelar akhir bulan ini.
Para petugas di kantor catatan sipil mengatakan kepada wartawan bahwa ini adalah kali pertama pasangan sesama jenis kelamin datang dan ingin mendaftarkan pernikahan.
Sejumlah pejabat pemerintah sebelumnya telah mengatakan tidak akan mengakui pernikahan sesama jenis kelamin, kecuali ada undang-undang yang mengaturnya.
Namun, usulan untuk membuat undang-undang yang menjamin hak kaum gay tampaknya akan gagal di parlemen yang mendapat dukungan gereja Katolik.
Tak hanya penikahan gay yang dilarang di Filipina. Di negeri yang 80 persen penduduknya memeluk Katolik itu, perceraian dan aborsi juga dianggap perbuatan ilegal. Larangan ini sebagian besar merupakan pengaruh dari gereja Katolik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.