"Menteri dalam negeri Noor-ul-Haq Uloomi memerintahkan polisi untuk menyita semua pistol mainan yang bisa mengakibatkan kerugian fisik dan psikologi di antara warga," demikian pernyataan resmi Kementerian Dalam Negeri Afganistan.
Selain itu, pemerintah ingin mengurangi dampak buruk senjata-senjata mainan itu terhadap anak-anak negeri itu. Sebab, di Afganistan terdapat hubungan erat antara permainan perang-perangan di masa kecil dengan aksi kekerasan di saat mereka dewasa.
Para orangtua Afganistan biasa memberi uang kepada anak-anak mereka sebagai hadiah hari raya. Uang itu biasanya dibelanjakan anak-anak untuk membeli senapan mainan jenis AK-47, pistol mainan dan senjata-senjata plastik lainnya.
Larangan ini, jika diberlakukan secara serius maka akan berdampak terhadap bisnis mainan anak-anak yang tengah berkembang di Afganistan.
Namun, langkah pemerintah itu disambut hangat warga Afganistan lewat berbagai komentar positif di media sosial. Beberapa warga bahkan meminta pemerintah memperluas larangannya terutama untuk penjualan senjata api di negeri tersebut.
"Ini adalah langkah positif yang akan menghentikan anak-anak membeli senjata api sungguhan di saat dewasa nanti," ujar Abdul Shaheed lewat akun Facebook-nya.
"Militansi dan perang telah mempromosikan budaya kekerasan dalam kehidupan kami yang kemudian mempengaruhi anak-anak," ujar pengguna media sosial lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.