Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Dikabarkan Telah Dirikan Kamp Pelatihan di Eropa

Kompas.com - 19/07/2015, 18:30 WIB
SARAJEVO, KOMPAS.com - Sudah sejak lama Eropa khawatir Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) akan melebarkan sayapnya ke Benua Biru. Kabar terbaru ini semakin mempertegas kekhawatiran tersebut.

Sebuah investigasi yang dilakukan harian Sunday Mirror menemukan bahwa ISIS diyakini diam-diam membeli tanah di sebuah desa terpencil yang dikelilingi hutan di Bosnia. Aparat keamanan menduga tanah di desa Osve tersebut akan digunakan sebagai tempat pelatihan dan bisa menjadi basis ISIS dalam menjalankan operasi serangan terhadap Eropa.

Selain itu, lokasi desa tersebut relatif dekat degan kawasan Laut Tengah y ang digunakan para anggota ISIS dari Suriah, Irak dan Afrika Utara menyeberang ke Eropa. Sedikitnya, 12 orang yang sudah mendapat pelatihan di desa Osve telah berangkat ke Suriah dalam beberapa bulan terakhir, lima di antaranya dilaporkan sudah tewas.

"Dari desa itu sejumlah besar orang pergi ke Suriah secara teratur," kata pakar terorisme dari Bosnia, Dzevad Galijasevic.

"Pemilihan lokasi di perbukitan, di mana kemungkinan orang mendekat tanpa terlihat sangat kecil. Sangat jelas bahwa sumber ancaman terorisme ada di sana," tambah Galijasevic.

Puncak bukit di desa Osve itu terletak sekitar 86,5 kilometer dari ibu kota Bosnis, Sarajevo. Bukit ini tak tertera dalam peta atau GPS dan hanya bisa dicapai melewati jalanan yang curam dan berangin yang sulit dilalui mobil.

Di atas bukit itu terdapat sejumlah rumah yang nampaknya sudah ditinggalkan pemiliknya dan baru separuh selesai dibangun. Di situ terlihat beberapa penduduk mengenakan pakaian Muslim termasuk dua perempuan yang mengenakan burka.

Pemandu sekaligus penterjemah yang membantu jurnalis harian Sunday Mirror mengatakan mereka tengah diawasi dan terlalu berbahaya jika memaksakan diri untuk mengambil foto.

"Kita harus segera pegri, kehadiran kita sudah memicu kecurigaan. Tempat ini pemandangannya indah namun sangat berbahaya," ujar sang pemandu.

"Anda tak bisa meremehkan ancaman di sini. Jika mereka melihat kamera maka bahaya akan menimpa kita," tambah bapak satu anak itu.


Pendukung fanatik ISIS

Diduga kuat salah seorang pendukung fanatik ISIS, Harun Mehicevic adalah salah seorang yang membeli tanah di kawsan itu. Dia dikabarkan membeli lahan seluas dua hektar.

Harun Mehicevic meninggalkan Bosnia saat perang melanda Balkan pada 1990-an dan tinggal di Melbourne, Australia. Pemerintah Australia kemudian menjadikan Harun sebagai salah satu orang paling berbahaya di benua tersebut.

Sosok lain yang juga diduga ikut membeli tanah di desa itu adalah Jasin Rizvic dan Osman Kekic, keduanya kini berada di Suriah bertempur bersama ISIS.

Seorang ulama radikal Izet Hadzic, yang ditangkap aparat keamanan Bosnia dalam sebuah penggerebekan, juga diyakini memiliki properti di desa itu.

Salah seorang penduduk desa khawatir desa mereka akan menjadi "sarang teroris" akibat keberadaan tempat yang diduga sebagai kamp ISIS itu.

"Kami kerap mendengar suara tembakan datang dari arah hutan di atas bukit. Suara tembakan itu terdengar setiap pekan, tapi saya tak tahu apa yang mereka lakukan," ujar warga yang tak mau disebut namanya itu.

"Sangat mengkhawatirkan saat mendengar sejumlah anggota ISIS membeli tanah di sini. Situasi ini membuat saya khawatir membesarkan anak-anak di sini. Saya ingin pindah tapi sulit menjual tanah di sini," tambah dia.

Secara geografis, posisi Bosnia sangat ideal bagi para anggota ISIS yang menyeberang secara ilegal dari Suriah menuju Yunani lewat Turki. Mereka kemudian melintasi Macedonia dan Serbia sebelum tiba di Bosnia.

Selain itu, senjata api juga lebih mudah diperoleh di Bosnia ketimbang di negara lain di Eropa, karena banyak orang tetap memiliki senjata sisa perang saudara pada dekade 1990-an.

Lima bulan lalu, polisi anti-teror Bosnia menggerebek desa Gornja Maoca di wilayah utara negeri itu setelah mendengar kabar penghuni salah satu rumah di desa tersebut mengibarkan bendera ISIS.

Rumah itu adalah kediaman sejumlah pengikut aliran Wahabi dan sudah beberapa kali digerebek kepolisian selama 10 tahun terakhir karena dicurigai terkait kelompok militan tertentu.

Sebuah laporan akademis soal gerakan ekstremisme di Bosnia mencatat antara 2013-2014 sebanyak 156 pria dan 36 wanita Bosnia pergi ke Suriah. Mereka juga membawa 25 orang anak-anak.

Laporan yang ditulis pakar politik dan teologi Islam dari Universitas Sarajevo Muhamed Jusic itu menambahkan sebanyak 48 orang sudah kembali ke Bosnia pada Januari lalu.

"Warga Bosnia yang kembali dari Suriah atau Irak, pulang dengan pengalaman perang, memiliki kemampuan menangani senjata dan bahan peledak serta teradikalisasi, merupakan ancaman keamanan tak hanya bagi Bosnia-Herzegovina namun juga bagi wilayah di sekitarnya," ujar Profesor Jusic dalam laporannya itu.

Celakanya, lanjut Jusic dalam laporan itu, Bosnia tidak siap untuk menghadapi ancaman para veteran perang dari Suriah dan Irak itu. "Ada kelemahan kordinasi antara badan penegak hukum terkait masalah ini," tambah Jusic.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Mirror
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com