Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Dikabarkan Telah Dirikan Kamp Pelatihan di Eropa

Kompas.com - 19/07/2015, 18:30 WIB

Pendukung fanatik ISIS

Diduga kuat salah seorang pendukung fanatik ISIS, Harun Mehicevic adalah salah seorang yang membeli tanah di kawsan itu. Dia dikabarkan membeli lahan seluas dua hektar.

Harun Mehicevic meninggalkan Bosnia saat perang melanda Balkan pada 1990-an dan tinggal di Melbourne, Australia. Pemerintah Australia kemudian menjadikan Harun sebagai salah satu orang paling berbahaya di benua tersebut.

Sosok lain yang juga diduga ikut membeli tanah di desa itu adalah Jasin Rizvic dan Osman Kekic, keduanya kini berada di Suriah bertempur bersama ISIS.

Seorang ulama radikal Izet Hadzic, yang ditangkap aparat keamanan Bosnia dalam sebuah penggerebekan, juga diyakini memiliki properti di desa itu.

Salah seorang penduduk desa khawatir desa mereka akan menjadi "sarang teroris" akibat keberadaan tempat yang diduga sebagai kamp ISIS itu.

"Kami kerap mendengar suara tembakan datang dari arah hutan di atas bukit. Suara tembakan itu terdengar setiap pekan, tapi saya tak tahu apa yang mereka lakukan," ujar warga yang tak mau disebut namanya itu.

"Sangat mengkhawatirkan saat mendengar sejumlah anggota ISIS membeli tanah di sini. Situasi ini membuat saya khawatir membesarkan anak-anak di sini. Saya ingin pindah tapi sulit menjual tanah di sini," tambah dia.

Secara geografis, posisi Bosnia sangat ideal bagi para anggota ISIS yang menyeberang secara ilegal dari Suriah menuju Yunani lewat Turki. Mereka kemudian melintasi Macedonia dan Serbia sebelum tiba di Bosnia.

Selain itu, senjata api juga lebih mudah diperoleh di Bosnia ketimbang di negara lain di Eropa, karena banyak orang tetap memiliki senjata sisa perang saudara pada dekade 1990-an.

Lima bulan lalu, polisi anti-teror Bosnia menggerebek desa Gornja Maoca di wilayah utara negeri itu setelah mendengar kabar penghuni salah satu rumah di desa tersebut mengibarkan bendera ISIS.

Rumah itu adalah kediaman sejumlah pengikut aliran Wahabi dan sudah beberapa kali digerebek kepolisian selama 10 tahun terakhir karena dicurigai terkait kelompok militan tertentu.

Sebuah laporan akademis soal gerakan ekstremisme di Bosnia mencatat antara 2013-2014 sebanyak 156 pria dan 36 wanita Bosnia pergi ke Suriah. Mereka juga membawa 25 orang anak-anak.

Laporan yang ditulis pakar politik dan teologi Islam dari Universitas Sarajevo Muhamed Jusic itu menambahkan sebanyak 48 orang sudah kembali ke Bosnia pada Januari lalu.

"Warga Bosnia yang kembali dari Suriah atau Irak, pulang dengan pengalaman perang, memiliki kemampuan menangani senjata dan bahan peledak serta teradikalisasi, merupakan ancaman keamanan tak hanya bagi Bosnia-Herzegovina namun juga bagi wilayah di sekitarnya," ujar Profesor Jusic dalam laporannya itu.

Celakanya, lanjut Jusic dalam laporan itu, Bosnia tidak siap untuk menghadapi ancaman para veteran perang dari Suriah dan Irak itu. "Ada kelemahan kordinasi antara badan penegak hukum terkait masalah ini," tambah Jusic.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com