Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Alami Kekeringan Terburuk dalam Satu Abad Terakhir

Kompas.com - 17/06/2015, 19:59 WIB
PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara tengah dilanda kekeringan terburuk selama satu abad terakhir yang berpotensi mengakibatkan kekurangan pangan di negeri itu.

Kantor berita Korea Utara KCNA mengabarkan daerah-daerah penghasil beras di negeri itu, termasuk daerah pertanian utama di provinsi Hwanghae dan Phyongan, tengah kekeringan akibat minimnya curah hujan.

"Kekeringan terburuk dalam 100 tahun terakhir berlanjut di Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) mengakibatkan ladang-ladang pertanian hancur," demikian KCNA.

Kondisi ini sangat mengkhawatirkan bagi rakyat negeri yang menurut PBB sepertiga dari anak-anak Korea Utara mengalami kekurangan gizi.

Korea Utara pernah mengalami bencana kelaparan pada 1990-an yang membuat negeri itu tergantung pada bantuan makanan internasional. Namun, bantuan untuk Korea Utara semakin berkurang dalam beberapa tahun terakhir setelah negeri itu melarang para pekerja kemanusiaan mengawasi distribusi bantuan itu.

Thomas Lehman, duta besar Denmark untuk kedua Korea, mengatakan, dalam sebuah kunjugan ke Korea Utara akhir bulan lalu dia bisa melihat dengan jelas upaya warga negeri itu menggarap ladang di tengah kekeringan.

"Kekurangan air mengakibatkan banyak kerusakan untuk tanaman-tanaman musim semi dan menanam padi sangat sulit tanpa pasokan air yang cukup," ujar Lehman.

Pejabat PBB urusan Korea Utara, Ghulam Isaczai sebenarnya telah memperingatkan krisis ini terkait bencana serupa tahun lalu yang juga disebabkan curah hujan paling minim selama 30 tahun terakhir,

Namun, Ghulam merasa kondisi pangan Korea Utara tak akan seburuk saat musim-musim kering sebelumnya karena warga sudah lebih siap dan sudah memiliki cadangan makanan.

Pada April lalu, PBB menyerukan dana sebesar 111 juta dolar AS untuk digunakan menghadapi krisis kemanusaan tahun ini di Korea Utara, yang menurut PBB masih sangat kekurangan pangan.

Pendanaan untuk badan-badan PBB di Korea Utara menurun hingga kurang dari 50 juta dolar pada 2014 dari 300 juta dolar pada 2004.

Pasokan listrik Korea Utara juga sangat tergantung pada pembangkit tenaga air dan kemarau berkepanjangan bisa mengakibatkan berkurangnya pasokan listrik drastis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com