Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Jerman Raih Gelar Doktor pada Usia 102 Tahun

Kompas.com - 10/06/2015, 06:00 WIB
HAMBURG, KOMPAS.com — Seorang perempuan berusia 102 tahun akhirnya meraih gelar doktor dari sebuah universitas di Jerman, 80 tahun setelah Nazi melarangnya mengikuti ujian akhir.

Dokter spesialis anak, Ingeborg Syllm-Rapoport, akhirnya meraih gelar doktor dari Rumah Sakit Universitas UKE Hamburg setelah menyelesaikan tesisnya soal penyakit difteri pada 1938.

Ingeborg mempelajari ilmu kedokteran di kota pelabuhan ini dan bekerja di sebuah rumah sakit Yahudi di kota itu pada 1937-1938. Saat itulah, Ingeborg menulis disertasinya tentang penyakit difteri.

Pada saat yang sama, rezim Nazi pimpinan Adolf Hitler tengah melakukan politik rasialis terhadap warga Yahudi Jerman yang mengakibatkan Ingeborg, yang berdarah Yahudi, tak diizinkan mengikuti ujian akhir untuk meraih gelar doktor.

"Ini terkait sebuah prinsip, bukan soal siapa saya," kata Ingeborg dalam sebuah wawancara yang diterbitkan harian Tagesspiegel.

Ingeborg yang kini tinggal di Berlin itu mengucapkan rasa terima kasinya karena pihak universitas sudah menunjukkan kesabaran yang sangat besar.

"Sejumlah teman memberi saya informasi soal perkembangan difteri dalam delapan dekade terakhir untuk persiapan ujian akhir saya," kata Ingeborg.

"Pada 1938, guru besar saya menerbitkan sertifikat yang mengatakan dia akan meluluskan tesis saya saat itu jika dia bisa melakukannya," ujar Ingeborg.

Akhirnya, Ingeborg berhasil melalui ujian akhirnya dengan sukses pada Mei lalu dan sekaligus menjadi orang tertua di dunia yang berhasil meraih gelar doktor.

Direktur Universitas Kedokteran UKE, Burkhard Goeke, mengatakan, pihak universitas sangat bahagia akhirnya bisa memberikan keadilan untuk Ingeborg.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas UKE, Uwe Koch-Gromus, mengatakan, dia mengetahui kasus yang menimpa Ingeborg dua tahun lalu atau saat perempuan itu berusia satu abad dan mulai mencari solusi atas masalah tersebut.

"Kami sangat kagum dengan kemampuan intelektualnya dan pengetahuannya, bahkan dalam bidang kedokteran modern," kata Uwe dalam sebuah pernyataan resmi.

Ingeborg beremigrasi ke AS pada 1938. Dia kemudian menikah dan melanjutkan kariernya sebagai dokter anak. Tanpa gelar doktornya, Ingeborg terpaksa harus kuliah selama dua tahun lagi di Philadelphia.

Pada awal 1950-an, Ingeborg bersama suami dan keempat anaknya pulang ke kampung halamannya dan menetap di Jerman Timur. Demikian ungkap Universitas UKE. Pada 1969, Ingeborg menjadi guru besar pertama bidang neonatologi di Universitas Charite Berlin yang bergengsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com