Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paket Berisi Bakteri Antraks Ternyata Menyebar hingga 50 Laboratorium

Kompas.com - 04/06/2015, 17:57 WIB


Lebih dari 50 laboratorium di 17 negara bagian AS dan tiga negara asing mendapat kiriman sampel bakteri antraks hidup. Anggota staf di sejumlah laboratorium telah dirawat untuk sebagai pencegahan, namun sejauh ini tidak ada yang jatuh sakit.

Pentagon berkeras bahwa kejadian ini bukan merupakan ancaman bagi publik sebab tidak ada indikasi bahwa sampel-sampel itu dikirim dengan sengaja.

Sampel-sampel tersebut dikirim dari fasilitas militer di Negara Bagian Utah dengan jasa pengiriman komersil yang telah melayani mereka selama sepuluh tahun terakhir.

Selain laboratorium di AS, sampel-sampel itu juga dikirim ke beberapa lokasi di Australia, Kanada, dan Korea Selatan.

Pakar keamanan biologi telah mengkritik kelalaian ini dan menyerukan peningkatan dalam keamanan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) tengah memimpin penyelidikan atas kejadian tersebut.

Pejabat kementerian pertahanan AS, Robert Work, mengatakan kepada wartawan bahwa jumlah laboratorium yang terdampak diperkirakan akan naik.

Ancaman serius

Bakteri antraks umumnya hidup dalam bentuk spora-spora nonaktif dan ditemukan di tanah. Namun, spora-spora itu bisa dihirup atau ditelan manusia yang kemudian mengaktifkan bakteri antraks.

Tidak semua orang akan jatuh sakit ketika terpapar antraks namun bila tidak ditangani, penyakit antraks bisa menjadi berbahaya atau membunuh.

Tanda-tanda pemaparan antraks termasuk borok kulit, mual, muntah-muntah serta demam, dan bisa mengakibatkan kematian bila tidak segera ditangani.

Potensi ancaman antraks mengemuka setelah serangan 11 September 2001 lalu. Kala itu, surat berisi bubuk antraks tiba di sejumlah kantor redaksi media dan kantor senator AS. Sebanyak 22 orang sakit dan lima di antara mereka akhirnya meninggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com