Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Afrika Begitu "Mencintai" Sepp Blatter?

Kompas.com - 31/05/2015, 10:34 WIB
ZURICH, KOMPAS.com - Seperti telah diberitakan, meski sebagian petinggi FIFA kini menjadi tersangka korupsi dan suap, namun orang nomor satu di organisasi sepak bola sedunia itu Sepp Blatter sejauh ini aman dari tudingan.

Bahkan, Blatter terpilih kembali menjadi Presiden FIFA untuk kelima kalinya dalam pemilihan yang digelar di tengah-tengah krisis suap yang menghantam organisasi tersebut.

Setelah dihantam banyak pemberitaan negatif yang bermuara pada penangkapan sejumla pejabat FIFA, mengapa Blatter masih mendapat banyak dukungan dari masyarakat sepak bola dunia?

Satu penyebab utamanya adalah masih kuatnya dukungan untuk Blatter dari negara-negara Asia dan Afrika. Jadi mengapa kedua benua ini masih mendukung Blatter?

Jawabannya mungkin ada pada Amaju Pinnick, presiden baru Federasi Sepak Bola Nigeria (NFF). Kepada BBC dia memberikan analisa mengapa Afrika begitu mencintai Blatter.

"Blatter merasakan Afrika, dia melihat Afrika dan dia memberi banyak untuk Afrika lewat berbagai program FIFA," ujar Amaju.

"Tanpa Blatter kami (Afrika) tak mungkin menikmati banyak keuntungan dari FIFA seperti yang kami rasakan saat ini. Blatter mendorong adanya kesetaraan dan keadilan di antara negara-negara (anggota FIFA). Kami tak ingin menjadi sekadar eksperiman," tambah Amaju.

Jika Anda masuk ke situs resmi FIFA dan mencari "pembangunan global" maka akan muncul sebuah laman interaktif dengan simbol-simbol yang dapat di-klik yang menunjukkan semua proyek FIFA dalam beberapa tahun terakhir dan semua berada di bawah kendali Blatter.

BBC kemudian mencoba melihat profil Chad, yang selama ini tak dikenal sebagai salah satu kekuatan sepak bola Afrika.

Sejak 2011, menurut FIFA, negeri itu sudah mendapatkan 26 proyek dari organisasi sepak bola dunia itu. Misalnya, lapangan sepak bola artifisial, pusat pengembangan teknik, markas federasi sepak bola baru.

Selain itu juga digelar sejumlah seminar pemasaran, pelatihan wasit, pengembangan sepak bola di akar rumput dan sebagainya. Pola yang sama dilakukan di seluruh Afrika dan seluruh dunia. Dan seluruh program itu didorong oleh Sepp Blatter.

Pupuk kesetiaan

Sejak menjadi sekretaris jenderal kemudian menjabat Presiden FIFA, Blatter mampu menjadikan sepak bola sebuah industri yang mampu meraup keuntungan miliaran dolar dari media dan pemasaran.

Dan, Blatter juga yang dianggap dapat memastikan uang yang diperoleh tersebut digunakan di berbagai negara untuk mengembangkan sepak bola. Itulah yang menyebabkan Blatter memiliki banyak pendukung.

Tak hanya masalah proyek pengembangan sepak bola dan bantuan dana yang membuat Blatter mendapat banyak dukungan. Di masa kekuasaannya pula Asia dan Afrika untuk pertama kali bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Selain itu, di masa kepemimpinan Blatter pula jumlah negara yang bisa berpartisipasi dalam putaran final Piala Dunia ditambah, sehingga memberi kesempatan negara-negara seperti Angola dan Togo bisa mencici rasa berlaga di turnamen kelas dunia itu.

Nah, negara-negara Afrika dan Asia yang dulu merasa hanya sebagai negara lapis kedua kini mendapatkan kesempatan yang sama. Dan mereka sangat berterima kasih kepada Sepp Blatter.

Lewat cara ini, Blatter mendapat banyak respek yang kemudian sangat berharga ketika pemilihan presiden baru digelar. Bahkan, Blatter mampu menyingkirkan Eropa yang secara tradisional dianggap sebagai motor utama FIFA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com