Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Afrika Selatan Disebut Suap Petinggi FIFA untuk Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2010

Kompas.com - 28/05/2015, 05:44 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Mantan petinggi Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) dituduh telah menerima suap dari pejabat sepak bola Afrika Selatan agar negara tersebut terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2010. Afrika Selatan disebut mengeluarkan uang senilai lebih dari 10 juta dollar AS serta menyerahkan tas berisi setumpuk uang kertas sebesar 10.000 dollar AS kepada salah satu petinggi FIFA untuk mewujudkan keinginannya itu.

Hal ini terungkap dalam dakwaan terhadap Jack Warner (72), mantan Wakil Presiden FIFA dan mantan Presiden Konfederasi Sepak Bola Amerika Utara, Tengah, dan Karibia (CONCACAF) oleh aparat hukum Amerika Serikat di New York, Rabu (27/5/2015) waktu setempat.

Dilansir dari AFP, Kamis (28/5/2015) pagi, Jaksa Agung AS Loretta Lynch mengatakan, pejabat Afrika Selatan (Afsel) menyerahkan tas berisi uang suap itu di Paris, Perancis. Kemudian, Jack Warner mengambil uang itu untuk memenangkan Afsel sebagai negara pertama di Afrika yang menyelenggarakan turnamen empat tahunan itu.

Dalam dakwaan disebut bahwa Warner menggunakan "porsi substansial" dari uang itu untuk kepentingan pribadi.

Dokumen itu mengisahkan, kisah bermula saat Warner dan keluarganya menjalin hubungan dengan pejabat sepak bola Afsel sejak awal 2000. Ketika itu, Afsel sudah mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2006. Namun, saat itu Afsel gagal dan Jerman terpilih sebagai tuan rumah.

Menurut dakwaan, Warner kemudian memerintahkan seorang perantara untuk terbang ke Paris. "Dan, menerima tas berisi mata uang AS dalam tumpukan 10.000 dollar AS di sebuah kamar hotel," bunyi dakwaan tersebut.

Perantara itu, yang diidentifikasi dalam dakwaan sebagai "ko-konspirator 14", kemudian terbang pulang ke Trinidad dan Tobago beberapa jam setelah menerima tas. Setelah itu tas diserahkan ke Warner, yang juga merupakan mantan Menteri Keamanan Trinidad dan Tobago.

Dalam pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2010 yang diselenggarakan pada 2004, perwakilan dari Maroko juga disebut dalam dakwaan telah menawarkan untuk membayar Warner sebesar 1 juta dollar AS agar terpilih. Namun, tidak dijelaskan apakah tawaran ini diterima atau ditolak.

Berdasarkan dakwaan, Warner kemudian menginformasikan kepada Chuck Blazer, mantan anggota lain di Komite Eksekutif FIFA, mengenai "penawaran" Afsel. Saat itu, Warner memberi tahu Blazer bahwa Afsel menyiapkan 10 juta dollar AS agar terpilih.

Dalam kasus ini, Blazer dituduh dijanjikan 1 juta dollar AS dari suap tersebut. Namun, pejabat FIFA asal AS itu disebut tidak pernah menerima pembayaran secara penuh. Blazer hanya mendapat sekitar 750.000 dollar AS dari Warner dalam pembayaran yang dilakukan sejak 2008 hingga Mei 2011.

Blazer telah mengaku bersalah. Dia mengaku terlibat konspirasi pemerasan, konspirasi penipuan kawat, konspirasi pencucian uang, penggelapan pajak, dan kegagalan dalam mengajukan Laporan Bank Asing dan Akun Keuangan.  

Keterangan resmi FIFA menyebutkan, memang ada total dana 10 juta dollar AS yang ditransfer pada Januari dan Maret 2008 dari akun FIFA di Swiss ke New York. Saat itu, menurut dakwaan, dana itu masuk ke akun yang dikendalikan oleh Warner.

"Tak lama setelah mendapatkan transfer kawat itu, terdakwa Jack Warner menggunakan sebagian besar dari dana yang dialihkan untuk penggunaan pribadi," tulis dakwaan.

Warner meninggalkan FIFA pada 2011 setelah diskors oleh Komite Etik yang menyelidiki kasus korupsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com