Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Panas Tewaskan 1.100 Orang, Para Dokter India Dilarang Cuti

Kompas.com - 27/05/2015, 21:34 WIB
NEW DELHI, KOMPAS.com — Cuti para dokter di India dibatalkan setelah gelombang udara panas yang menyebabkan suhu mencapai 47 derajat celsius menewaskan 1.100 orang selama sepekan terakhir.

Mei dan Juni adalah bulan-bulan terpanas di India dengan suhu udara sering kali melebihi 40 derajat celsius. Namun, pakar cuaca mengatakan, hari-hari panas dengan suhu mencapai 45 derajat celsius terus bertambah selama 15 tahun terakhir.

Negara bagian dengan korban jiwa terbanyak adalah Andhra Pradesh, yaitu mencapai 852 orang. Sementara itu, di negara bagian Telangana, yang bertetangga dengan Andhra Pradesh, korban tewas melonjak dua kali lipat dibanding tahun lalu.

Akibat kondisi ini, pemerintah telah membatalkan cuti para dokter dan mengimbau masyarakat agar tidak berada di luar rumah pada siang hari. Sayangnya, bagi kebanyakan warga India, tinggal di dalam rumah bukanlah sebuah pilihan.

"Saya sedang sakit kepaa, terkadang demam. Namun, jika saya tinggal di rumah, bagaimana saya mendapatkan uang?" kata Akhlaq (28), seorang pemulung di New Delhi, yang suhu udaranya mencapai 45 derajat celsius.

Gelombang panas di wilayah selatan India memasuki hari keenam. Situasi ini dua kali lebih lama dibanding biasanya. Demikian ungkap YK Reddy, petugas badan meteorologi di Hyderabad.

Diakibatkan tiupan angin kering dari Iran dan Afganistan, gelombang panas ini diperkirakan akan berakhir pekan ini sebelum musim hujan mengguyur wilayah timur dan selatan India.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com