"(Hasil referendum itu) bukan sebuah kekalahan untuk prinsip-prisip agama Kristen. Itu adalah kekalahan untuk semua umat manusia. Saya sangat sedih dengan hasil itu," kata Menteri Luar Negeri Vatikan Kardinal Pietro Parolin kepada Vatican Radio, Selasa (26/5/2015) malam.
Parolin, petinggi paling senior Vatikan, menambahkan bahwa hasil referendum di Irlandia menunjukkan bahwa Gereja Katolik harus memperbaiki cara-cara untuk menyampaikan pesan-pesan agama.
"Gereja Katolik harus menghadapi kenyataan ini, tetapi dalam rangka untuk meningkatkan upaya dan cara menyampaikan pesan-pesan agama," tambah Parolin.
Komentar dari salah seorang diplomat paling senior Vatikan ini menegaskan keterkejutan besar terkait hasil referendum yang terjadi di Irlandia, sebuah negeri yang secara tradisional adalah sebuah negara Katolik.
Hasil referendum di Irlandia itu memicu niat serupa di negara-negara lain di Eropa. Di Italia, PM Matteo Renzi tengah mempersiapkan sebuah undang-undang yang mengizinkan pasangan gay mengikat hubungan sipil meski belum berencana mengesahkan pernikahan gay.
Sementara itu, di Jerman, warga negeri itu menyerukan pemerintah agar segera melegalkan pernikahan gay, setelah negeri itu mengizinkan ikatan sosial pasangan sesama jenis.
Beberapa waktu lalu, Paus Fransiskus pernah menyatakan bahwa dirinya tak memiliki hak untuk menghakimi kelompok gay jika mereka benar-benar mencari Tuhan. Namun, sejak itu, Paus Fransiskus tak terlihat menyetujui atau mencabut doktrin gereja yang melarang pernikahan gay.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.